Tampilkan postingan dengan label Foto dan Kegiatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Foto dan Kegiatan. Tampilkan semua postingan

Kalimantan Barat Dinyatakan Bebas Flu Burung



Pada tanggal 25 Januari 2010, di Hotel Kapuas Palace, Menteri Pertanian memberikan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 316/Kpts/PD.630/1/2010 tentang Pernyataan Kalimantan Barat Bebas dari Penyakit Hewan Menular Influenza pada Unggas (Highly Pathogenic Avian Influenza/HPAI) kepada Gubernur Kalimantan Barat.

Pertimbangan bahwa di Provinsi Kalimantan Barat telah dilaksanakan pemberantasan penyakit hewan menular influenza pada unggas (HPAI) dan dilakukan tindakan biosecurity/desinfeksi dan sanitasi, depopulasi, desposal dan pengawasan lalu lintas unggas/produknya serta public awareness secara intensif dan sistematik sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.

Selain itu, bahwa berdasarkan hasil pengamatan (Active Surveillance) yang dilaksanakan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Regional V Banjarbaru dalam jangka waktu 4 tahun terakhir tidak ditemukan lagi penyakit hewan menular influenza pada unggas (HPAI) di seluruh wilayah Kalbar.

Namun tetapi, untuk menjaga dan mempertahankan agar Kalbar tetap bebas dari penyakit hewan menular influenza pada unggas (HPAI) diharapkan:
  1. Meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan penularan baru flu burung dengan sistem pengamatan dan pengidentifikasian yang teratur dan berkesinambungan, serta dilaksanakan tindak pencegahan dan penolakan penyakit yang ketat dan tegas sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
  2. Melaksanakan kegiatan pengendalian lain terhadap penyakit hewan menular influenza pada unggas sesuai dengan petunjuk teknis yang berlaku di bidang pemberantasan penyakit hewan menular influenza pada unggas (HPAI).

Cerita Gambar dari Simulasi Respon Pandemi (Wabah) Flu, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, 17 Desember 2009

Tim verifikasi kesehatan pelabuhan merespon laporan
bahwa ada penumpang kapal roro yang
terjangkit flu mematikan

Tim verifikasi melakukan tatalaksana penanganan pasien
di dalam kapal roro

Penyiapan pasien untuk dipindahkan ke kapal rumah sakit

Proses pemindahan pasien

Kapal rumah sakit yang menjadi tujuan pemindahan
pasien untuk penanganan lebih lanjut

Pasien telah sampai di kapal rumah sakit

Penanganan pasien di dalam kapal rumah sakit

Koordinasi di pelabuhan untuk mengantisipasi hal-hal
seperti logistik, keamanan, sumber daya, dll diikuti
oleh instansi multi sektor di pelabuhan

Foto oleh: Habibie Yukezain (Staf Komunikasi Komnas FBPI)

Pertemuan Tinjauan Akhir Tahun (Annual Review) Tahun 2009 Program Kerjasama Pemerintah RI – Unicef


Selasa, tanggal 8 Desember 2009 lalu, bertempat di Le Meridien Hotel, Jakarta, Bappenas dan Unicef menyelenggarakan Pertemuan Tinjauan Akhir Tahun (Annual Review) Tahun 2009 Program Kerjasama Pemerintah RI –Unicef.
Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan dari lembaga nasional dan daerah serta dari pemerintah dan masyarakat antara lain:
  • Depkes
  • Depdiknas
  • Depdagri
  • Deplu
  • Dep. Pekerjaan Umum
  • Dephukham
  • Badan Pembinaan Hukum Nasional
  • Mabes Polri
  • BNPB
  • Depag
  • BKKBN
  • Kementerian Pemberdayaan Perempuan
  • Depsos
  • BPS
  • Depkeu
  • Bappenas (Lintas Kedeputian)
  • Setneg RI
  • Komisi Penanggulangan AIDS
  • Komisi Perlindungan Anak
  • PKK
  • Unicef
  • LSM Nasional dan Lokal
  • Bappeda dan Pemerintah Daerah (Aceh, Sumut, Jabar, Banten,
    Jateng, Jatim, NTB, NTT, Sulsel, Sulbar, Maluku, Malut, Papua, Papua
    Barat)
Beberapa catatan yang dapat diambil dari pertemuan ini adalah:
  • Overview
    pelaksanaan program kerjasama RI – Unicef tahun 2009 di daerah menghasilkan
    beberapa permasalahan:
    • Pengembangan model PAUD bersumber pinjaman luar negeri kurang memperhatikan konsep pemberdayaan masyarakat, sehingga keberlanjutan program sulit dilakukan oleh Pemda.
    • Kurangnya sumber daya manusia yang baik dalam penerapan akuntibilitas program dalam perencanaan dan pertanggungjawaban.
    • Tim fasilitasi pusat yang melibatkan lintas sektor terkait, belum berjalan optimal
      untuk mendukung dan memediasi pelaksanaan program di daerah melalui adbokasi,
      bantuan teknis, dan upaya replikasi program.
    • Beberapa Bappeda Propinsi kurang berfungsi optimal dalam mengkoordinasikan program di daerah, disebabkan oleh:
      • Tidak maksimalnya laporan SKPD di Propinsi ke Bappeda.
      • Mutasi dan promosi di daerah sehingga menghambat koordinasi program di daerah
  • Rekomendasi dari overview pelaksanaan program kerjasama RI – Unicef tahun 2009 di daerah:
    • Perlu koordinasi dengan pusat untuk perluasan sasaran lokasi Desa dalam pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan berbasis masyarakat.
    • Komitmen Unicef perlu dinyatakan dan diperjelas untuk pembangunan sekolah – sekolah ramah anak dan pengembangan taman posyandu.
    • Perlu peningkatan fasilitasi terpadu lintas sektor oleh tim pusat ke daerah.
    • Perlu persetujuan pusat untuk penerapan rekening satu pintu bagi Bappeda Propinsi
      untuk penyaluran dana Unicef ke SKPD Propinsi, sehingga pelaksanaan koordinasi
      dan laporan program dapat berjalan dengan baik.
  • Overview program kesehatan dan gizi:
    • Permasalahan:
      • Bervariasinya kemampuan leadership di Dinas Kesehatan Propinsi – termasuk di dalamnya program management (ada yang kuat tapi kebanyakan lemah).
      • Perlunya meningkatkan koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan monitoring di tingkat Pusat dan Propinsi dan Kab/Kota.
      • Kurangnya harmonisasi antara kebijakan program, pedoman teknis dan pendekatan pemberian pelayanan.
      • Kurangnya sumber daya (bidan dan dokter).
      • Berbedanya siklus perencanaan antara Unicef dan counterpart.
      • Bersaingnya prioritas kegiatan di tingkat kabupaten/kota.
      • Perbedaan kapasitas antara propinsi dan kabupaten/kota.
      • Akses fisik (daerah terpencil) dan berbagai budaya.
    • Rekomendasi:
      • Advokasi kepada propinsi dan kabupaten/kota untuk meningkatkan komitmen.
      • Menerapkan model – model yang telah dikembangkan melalui dukungan Unicef nasional.
      • Memperkuat komunikasi antara Pemerintah RI dengan Unicef untuk mencapai
        sinergitas.
      • Memperkuat kepemimpinan Dinkes Propinsi dan Kabupaten/Kota.
  • Lesson
    learn dari diskusi best practise daerah:
    • Kerjasama lintas sektor adalah penting, keterpaduan jejaring adalah kunci sukses
      pelaksanaan program.
    • Membangun kesadaran masyarakat untuk memahami kebutuhan mereka sendiri.
    • Replikasi adalah indikator kesuksesan.
    • Komitmen tinggi Bupati, DPRD, SKPD (Pemda), masyarakat.
    • Perilaku dan lingkungan adalah hal yang penting.
    • LSM lokal/daerah bisa maju bila diberikan kesempatan kerjasama.
    • Tools untuk komunikasi menggunakan pendekatan multimedia.

Sosialisasi Tanggap Flu Burung Pantai Senggigi, Lombok


Acara diikutin sm perwakilan ormas wanita & muspida. on Twitpic

Pada tanggal 4 November 2009 lalu, Komnas FBPI bekerjasama dengan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Lombok Barat mengadakan Sosialisasi Tanggap Flu Burung dan Komunikasi Massa Melalui Pemberdayaan Perempuan di daerah Senggigi, Lombok.

Tujuan dilaksanakannya acara ini adalah untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit flu burung melalui peningkatan pengetahuan tentang flu burung dan pandemi influenza serta menguatkan koordinasi pemerintah daerah dalam mengantisipasi pandemi influenza. Penguatan koordinasi daerah sangat penting dilakukan agar terbangun kesamaan persepsi dalam kesiapsiagaan menghadapi penyakit flu burung dan pandemi influenza.

Acara ini dihadiri oleh: Perwakilan organisasi wanita kabupaten Lombok barat, Istri pejabat Muspida Kabupaten Lombok Barat, Ikatan Istri Ikatan Dokter Indonesia Lombok Barat, Ikatan Istri Persatuan dokter hewan Indonesia, Bupati dan Wakil Bupati Lombok Barat.

Masalah flu burung dan pandemi influenza merupakan masalah bersama yang harus segera ditangani, terutama di Lombok Barat karena merupakan daerah tujuan wisata. Strategi penanganan flu burung dan pandemi influenza adalah dengan: Melakukan komunikasi, informasi dan edukasi pada masyarakat, Memberdayakan pelayanan kesehatan, Penyidikan lapangan terpadu, Tindakan pencegahan masuknya virus di pintu masuk, Respon penanganan kasus, dan Koordinasi lintas sektor.

Pemerintah kabupaten Lombok Barat melalui Bupatinya sangat mendukung acara ini karena membantu komitmen pemerintah daerah dalam Gerakan Terpadu Membangun Desa, yang salah satu programnya adalah peningkatan status kesehatan masyarakat. Dan pencegahan flu burung akan dimaksukkan didalam program tersebut. Kedepannya, diharapkan adanya sosialisasi untuk tokoh agama (ulama, tuan guru), karena para tokoh agama memegang peranan penting di daerah ini.

Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor se-Sumatera Selatan

Pada tanggal 22 Oktober 2009 lalu di Palembang, Komnas FBPI memfasilitasi pertemuan koordinasi penanganan flu burung dan respon pandemi influenza (H1N1) antar instansi Pemerintah Dearah se - Sumatera Selatan. Pertemuan ini merupakan inisiasi kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Regional Lampung yang baru dibentuk.

Maksud dan tujuan pertemuan koordinasi ini adalah:

1.Dibutuhkan peraturan daerah, baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota yang berisi petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang dapat mendukung terlaksananya respon cepat terhadap pandemi influenza A.

2.Perlunya pembentukan komite bersama, revitalisasi kelembagaan yang ada dan pembuatan struktur komando yang jelas antar semua pihak yang terlibat dalam pengendalian pandemi influenza A mulai dari provinsi sampai dengan kabupaten/kota.

3.Pembuatan dan pelaksanaan peraturan daerah tentang pewilayahan peternakan dan tatalaksana beternak di daerah pemukiman.

4.Perlunya defenisi kasus yang jelas pada Infuenza A H1N1 2009 sehingga mempermudah pelaksanaan diagnosis dan managemen kasus.

5.Penguatan laboratorium kesehatan daerah yang mampu melakukan diagnosis Influenza A dengan cepat sehingga pelaksanaan manajemen kasus lebih cepat dilakukan.

6.Perlunya sosialisasi Influenza A H1N1 2009 yang terkoordinasi di bawah Menteri Komunikasi dan Informasi dengan leading sector pemerintah kabupaten/kota melalui dinas teknis, yang berisi informasi tentang flu babi dan flu burung, sehingga tidak meresahkan, menggunakan bahasa umum dan mudah dimengerti oleh masyarakat luas.

7.Diperlukan tindak lanjut dari workshop ini sehingga lebih operasional dan rinci seperti pelaksanaan simulasi penanggulangan pandemi influenza di masing kabupaten/kota.

Seminar Pandemi Influenza 1918 Hindia Belanda




Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Depok - 15 Oktober 2009

Tim sejarah Universitas Indonesia menyelenggarakan seminar berjudul "Pandemi Flu 1918 di Hindia Belanda".

Beberapa catatan menarik yang perlu diperhatikan antara lain:

•Sumber-sumber sejarah lainnya mengatakan bahwa pandemi influenza di tahun 1918 dipercaya bermula dari Amerika Serikat (AS) dan berawal di bulan Maret 1918, lalu menyebar ke Eropa bersamaan dengan kedatangan pasukan AS yang dikirim ke sana. Beberapa pekan kemudian, penyakit ini mulai menyebar ke berbagai belahan dunia lainnya. Pada bulan Juni, penyakit ini sudah mencapai Bombai, India, lalu mencapai Pankattan di pantai timur Sumatera. Tempat ini sekarang diyakini sebagai Kabupaten Pangkatan di Sumatera Utara. Kuat dugaan bahwa penyakit ini dibawa oleh para pemukim di daerah semenanjung (Singapura atau Semenanjung Malaya).

•Konsulat Belanda di Singapura, yang pertama kali menyadari ancaman ini, memperingatkan Batavia (sekarang Jakarta) mengenai kemungkinan datangnya orang-orang dengan gejala flu.

•Pada awal tahun 1919, wabah flu menyebar ke Jawa Tengah dan kemudian memasuki Jawa Barat. Pihak administrator Batavia terkejut dengan melonjaknya jumlah pasien flu baru, mengalahkan jumlah pasien wabah pes yang sempat melanda Jawa Tengah dan Jawa Timur pada tahun sebelumnya.

•Pemerintah memutuskan untuk membagikan obat antimalaria, yang dikenal penduduk setempat dengan nama "pil kina", sebagai tindakan pencegahan. Untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya komplikasi dengan penyakit kronis lainnya, pemerintah juga menyarankan kepada pasien tertentu untuk mengkonsumsi opium.

•Burgerlijken Geneeskundigen Dienst (BGD), sebuah badan kesehatan pemerintah kolonial Belanda di Hindia Belanda, melakukan penyelidikan dan berhasil membuat beberapa kesimpulan terkait dengan penyakit baru ini. BGD menyimpulkan bahwa wabah influenza dapat masuk ke Hindia Belanda melalui para pemukim di daerah semenanjung. Penyebaran penyakit ini dapat terjadi secara cepat karena dibawa oleh para pendatang. Badan kesehatan tersebut juga menyimpulkan bahwa tingkat infeksi yang tinggi disebabkan oleh beberapa faktor seperti kerentanan penduduk terhadap infeksi influenza; periode inkubasi yang pendek; kemampuan virus untuk menyebabkan dampak kesehatan yang parah dalam waktu 2 sampai 5 hari; modus penyebaran virus yang dapat menyebar melalui organ pernapasan dari satu pasien ke pasien lainnya melalui berbicara, batuk, atau bersin; serta banyaknya penduduk yang sudah mulai sakit namun tetap bekerja dan bersosialisasi dengan orang lain, termasuk mereka yang bekerja di sekolah-sekolah, pabrik, masjid, serta gereja sehingga membantu terjadinya penyebaran virus.

•Pemerintah juga mengambil langkah-langkah komunikasi publik dengan menginstruksikan kantor-kantor informasi untuk menyebarluaskan informasi tentang pandemi influenza. Sebuah brosur dibuat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat yang berisi tentang kebiasaan sehari-hari yang dapat berperan mencegah influenza.

Galeri Foto Sosialisasi Pencegahan Flu A-H1N1 Kepada Pemudik

Foto - foto kegiatan sosialisasi pencegahan Flu A-H1N1 dengan membagikan perangkat pencegahan praktis kepada setiap calon pemudik di pusat-pusat transportasi utama di Kota Jakarta bekerjasama dengan Unicef Indonesia.









Kesiapsiagaan PMI Menyikapi Pandemi Influenza A H1N1 tahun 2009 di Provinsi Lampung


PMI Daerah Lampung melalui program Kampanye Flu Burung dan Pencegahan Pandemi Influenza dukungan Palang Merah Amerika menggelar workshop yang bertemakan “Kesiapsiagaan PMI Menyikapi Pandemi Influenza A H1N1 tahun 2009 di Provinsi Lampung” yang diselenggarakan pada tanggal 10 September 2009 di Hotel Grand Anugerah, Bandar Lampung. Tujuan workshop ini adalah membahas kesiapsiagaan berbagai lembaga pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang ada diprovinsi Lampung dalam menghadapi bahaya pandemi influenza.

Peserta workshop berasal dari berbagai instansi antara lain: dinas kesehatan, dinas peternakan, dinas pendidikan, dinas perhubungan, PMI cabang, Pramuka dan lembaga penggiat flu burung lainnya dari seluruh Kabupaten/kota wilayah pelaksanaan program kampanye Flu Burung ARC (American Red Cross) yaitu Kota Bandar Lampung, Kota Metro, Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Tengah. Serta perwakilan dari PMI Pusat dan Palang Merah Amerika.

Hasil yang dicapai dalam workshop ini adalah adanya kesepahaman tentang hal-hal yang bisa dan perlu dilakukan oleh setiap lembaga pemerintah maupun non pemerintah pada tiga tahapan pandemi yaitu pada pra pandemi, saat pandemi dan pasca pandemi. Selain itu juga disepakati tentang penguatan koordinasi melalui Komite Daerah FBPI yang telah terbentuk baik untuk pengendalian flu burung maupun flu A H1N1. Komnas FBPI sebagai lembaga koordinasi ditingkat pusat yang hadir sebagai narasumber juga diharapkan dapat terus melakukan koordinasi dengan PMI Pusat dan Komite Daerah FBPI Provinsi Lampung.

Komnas FBPI-Unicef bagi-bagi alat kebersihan diri bagi pemudik





Saat mudik, diperkirakan lebih dari 20.000 orang yang meninggalkan kota-kota besar menuju kampung halamannya di seluruh Indonesia dan tercatat setiap tahunnya lebih dari 2 juta (dua juta) orang datang ke Jakarta. Perpindahan ini terus terjadi secara berkala
dengan menggunakan berbagai transportasi antara lain kereta, bis, pesawat, kapal laut dan kendaraan pribadi baik mobil maupun motor.

Hal ini tidak hanya mengakibatkan perpindahan penduduk yang cukup signifikan ke kota tetapi juga membuat kekhawatiran akan perpindahan virus yang semakin cepat.

Saat ini, H1N1 2009 telah meluas diseluruh dunia mengakibatkan lebih dari 250.000 orang diseluruh dunia terinfeksi dan di Indonesia sudah terdapat lebih dari 1090 kasus positif.

Di Indonesia pertama kali di informasikan adanya transmisi langsung antar manusia per tanggal 4 Juli 2009 dengan rata-rata menyerang masyarakat usia produktif namun sempat menyerang anak-anak dan balita.

Untuk itulah melihat besarnya arus perpindahan yang terjadi pada setiap lebaran maka dirasa perlu untuk mengingatkan masyarakat untuk memahami arti pentingnya menjaga kesehatan diri.

Yang Dibagikan: 50.000 paket bersih diri yang berisi antiseptic gel, tissue diletakkan dalam pouch.

Yang membagikan: Perwakilan Mahasiswa Jakarta (UI, UIN, UPN dan UNJ)

Lokasi:
1. Stasiun kereta Gambir, Senen, Jatinegara, Kota
2. Terminal Bis Lebak Bulus, Kp. Rambutan, Pulo Gadung, Rawamanngun
3. Pelabuhan Tanjung Priok
4. Bandara Sukarno Hatta.

Depkes adakan sosialisasi pandemi flu kepada tokoh agama


Senin lalu, 7 September 2009 di Kantor Depkes Kuningan, Jakarta dilaksanakan sosialisasi menindaklanjuti Kebijakan Menteri Kesehatan yang berkaitan dengan isu-isu kesehatan masyarakat seperti pandemi influenza, jaminan pemeliharaan kesehatan, gizi buruk dan lain-lain.

Acara yang merupakan inisiatif Pusat Promosi Kesehatan Depkes ini bertujuan untuk menginformasikan masalah yang berkaitan dengan pandemi flu serta permasalahan kesehatan lainnya; mengharapkan adanya respon cepat dari tokoh agama dan tokoh masyarakat serta agar mereka mengetahui apa yang seharusnya dilakukan umatnya dalam pencegahan flu H1N1 dan permasalahan kesehatan lainnya; pemantapan jejaring/aliansi kelembagaan.

Melalui kegiatan ini, didiseminasikan informasi tentang influenza A-H1N1 2009 serta himbauan untuk mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Diharapkan tokoh agama yang hadir, yaitu perwakilan dari Nahdlatul Ulama, PP Muhammadiyah, Persatuan Gereja Indonesia, Walubi, dan sebagainya dapat memasukkan pesan-pesan pencegahan flu A-H1N1 dalam ceramah rohani mereka.

Siaran radio bersama Unicef


Selama awal Ramadhan ini, Sekretariat Komnas FBPI diberi kesempatan bersama Unicef Indonesia melakukan beberapa talk show di radio nasional ibukota.

Diawali di radio El-Gangga tanggal 22 Agustus 2009, masih ada 3 jadwal yaitu:
  1. 2 Agustus 2009, 10.00 - 11.00 WIB, 89.2 FM KBR 68H
  2. 3 Agustus 2009, 09.00 - 10.00 WIB, 103.00 FM El-Gangga
  3. 8 Agustus 2009, 09.00 - 10.00 WIB, 89.2 FM KBR 68H
Silahkan bagi masyarakat untuk mendengar dan menyampaikan pertanyaan serta berdialog dengan Kami.

Lokakarya Konsolidasi dan Simulasi Desktop Manajemen Kesiapsiagaan dan Respon Non Medis Menghadapi Pandemi Influenza, Kota Ambon, 24-27 Agustus 2009




24-27 Agustus 2009 lalu, Maluku Media Center (MMC) bekerjasama dengan Unicef Kantor Perwakilan Maluku menyelenggarakan kegiatan dalam rangka kesiapsiagaan respon Pandemi Influenza A-H1N1 dan Avian Influenza H5N1 di Provinsi Maluku. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran terhadap ancaman wabah flu A-H1N1 dan H5N1; mendorong peserta yang merupakan perwakilan dari organisasi pemerintah maupun non-pemerintah se-Kota Ambon untuk bersama-sama menyusun Pandemic Preparedness Plan; dan meningkatkan kerjasama dan koordinasi lintas sektor.

Tindak lanjut dari kegiatan ini yaitu akan dilaksanakannya simulasi kesiapsiagaan medis dan non-medis menghadapi pandemi influenza di Desa Nania Kota Ambon.

Community event: Aksi 100% Bersih Tanggap Flu Burung

Sabtu, 15 Agustus 2009 lalu, di Wanayasa Purwakarta, Jawa Barat, CBAIC menyelenggarakan kegiatan Aksi 100% Bersih Tanggap Flu Burung.

Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan yang sama yang telah diadakan sebelumnya di Kab. Bandung Barat, Kab. Bandung, Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya, Kab. Majalengka, dan Kab. Sukabumi. Yang selanjutnya dan yang terakhir adalah di Palimanan, Cirebon tanggal 31 Agustus 2009.

Kegiatan aksi 100% bersih tidak semata-mata hanya panggung hiburan, namun merupakan rangkaian kegiatan pertemuan masyarakat, pelatihan-pelatihan, aksi nyata gotong royong, dan sebagainya.

Pada kesempatan ini, Sekretariat Komnas FBPI menyampaikan pesan-pesan simpatik dan dukungan terhadap kegiatan ini serta kepada masyarakat Purwakarta untuk terus mengupayakan praktik hidup bersih dan sehat terlebih untuk mencegah penyebaran flu A-H1N1 di Indonesia.

Bajaj Bajuri Kampanye Pandemi


Minggu lalu, tanggal 14 Agustus 2009 di Radio El-Gangga Bekasi dilaksanakan launching kampanye radio pencegahan flu A-H1N1.

Kampanye radio berupa drama (sandiwara) radio ini adalah materi komunikasi untuk menggencarkan kampanye pemahaman publik terhadap pandemi influenza agar masyarakat umum dapat melindungi diri dari penularan flu, paham cara tepat merawat penderita flu dan mulai mempraktekkan flu etiket lebih sering dan lebih luas.

Radio drama bertajuk “Keluarga Bajuri Menghadapi Pandemi” ini merupakan rangkaian enam episode yang menampilkan para pemeran sinetron komedi Bajaj Bajuri yang berakting seakan mereka sedang menghadapi pandemi atau wabah raya flu yang gawat.

Rencananya, drama radio ini akan diputar di 30 lebih radio diseluruh Indonesia, dan diharapkan mengambil waktu sepanjang bulan Ramadhan yang sudah dekat.

Kegiatan bersama Unicef: media workshop flu A(H1N1)



Selama 4 hari, 10 - 13 Agustus 2009 di Hotel Salak Bogor Unicef
menyelenggarakan "Workshop Peran Media dalam Penanganan Pandemi Influenza".

Tujuan dilaksanakannya Workshop ini adalah untuk menyamakan persepsi
tentang permasalahan pandemi influenza H1N1 antara narasumber dan
para pekerja media. Persamaan persepsi ini sangat penting, agar media
tidak salah menginterpretasikan pernyataan yang dikeluarkan oleh narasumber
dan agar berita dimuat secara menyeluruh.

Setiap harinya, dilaksanakan tema yang berbeda untuk setiap jenis media,
yaitu:
  • Hari pertama untuk media cetak
  • Hari kedua untuk media radio
  • Hari ketiga untuk media televisi
  • Hari keempat untuk media online atau internet
Materi yang disampaikan seperti pengenalan tentang pandemi flu, strategi penanganan dan penanggulangan, analisis media dan pemberitaan, serta kiat-kiat pengembangan berita.

Input yang Komnas FBPI peroleh adalah bahwa peran media dalam memberitakan
tentang flu A (H1N1) sangat tinggi, namun mereka membutuhkan kerjasama
pihak berwenang menjadi sumber berita (nara sumber) untuk memastikan
keakuratan berita untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat (trust).

PMI Sosialisasi Pencegahan Flu A (H1N1) di Bundaran HI



Antara - Selasa, Juli 7

Jakarta (ANTARA) - PMI Pusat menggelar aksi simpati kesehatan di Bundaran Hotel Indonesia, Selasa terkait merebaknya virus flu babi di sejumlah negara di dunia.

Aulia Arriani, Humas PMI Pusat, di Jakarta mengatakan, aksi simpati tersebut sebagai upaya untuk mengingatkan kepada masyarakat agar selalu menjaga kesehatannya.

"Kami bersama relawan PMI berupa menyosialisasikan kepada masyarakat mengenai bahaya virus flu tersebut, yang kini sudah sampai ke Indonesia," katanya.

Ia mengatakan, sosialisasi yang dilakukan dengan menyebarkan stiker dan membentangkan sejumlah spanduk yang intinya berisi upaya mencegah virus flu itu.

"Stiker yang kami sebar isinya mengingatkan warga agar menjaga kesehatan, antara lain jika di tempat umum agar menutup hidung dengan sapu tangan, mencuci tangan pakai sabun serta makan-makanan yang mengandung vitamin C," ucapnya.

Namun demikian, masyarakat di Indonesia diimbau agar tidak panik menghadapi ancaman serangan flu babi di Indonesia.

"Yang terpenting warga tetap kondisi kesehatannya fit. Karena virus akan menyerang jika kondisi kesehatan seseorang itu menurun," kata Aulia.

Aksi simpati tersebut diikuti sekitar seratus orang yang berasal dari elemen relawan PMI di Jakarta.

PMI Gelar Koordinasi dan Desiminasi Dalam Merespon Pandemi Flu


Jakarta, 2 Juli 2009 – PMI bersama Komnas FBPI (Pengendalian Flu Burung dan Pandemi Influenza) didukung dengan American Red Cross serta bersama dengan organisasi dan LSM penanganan bencana pandemi Flu menggelar workshop yang bertajuk ‘Koordinasi Organisasi dan LSM penanganan bencana dalam merespon pandemi influenza’ di Hotel Bidakara, Kamis (02/07) 2009.

Pandemi influenza saat ini disebabkan oleh virus H1N1-2009, Saat ini WHO telah menetapkan kondisi fase 6 di dunia, artinya penyebaran virus ini bergerak sangat cepat dan meluas di beberapa benua. Data 29 Juni 2009 WHO mencatat sebanyak 70.893 kasus dengan 311 kematian yang diantaranya terdapat 8 kasus telah terkonfirmasi di Indonesia. Hal ini tidak dapat kita pungkiri karena sampai saat ini kasus Flu H1N1-2009 sudah menyebar secara luas di 17 Negara.

Menurut Ketua Umum PMI Mar’ie Muhammad, menjelaskan bahwa Indonesia tidak dapat untuk menghindari pandemi Flu Burung yang menyerang Indonesia, “kita bekerja dengan waktu, kita harus melakukan tindakan nyata agar jangan kita meningkatkan risiko,” jelasnya.

Selain itu Mar’ie juga menerangkan pentingnya melakukan diseminasi informasi kepada masyarakat umum sampai tingkat paling bawah, “memberikan kebiasaan hidup sehat kepada masyarakat grass root merupakan tindakan nyata dan efektif dengan tanpa membuat mereka panik, pendekatan yang bisa dilakukan juga dapat dilakukan dengan pendekatan kultural dengan mendiseminasikan dengan bahasa yang dimengerti oleh kalangan bawah,” ujarnya.

Sementara Ketua Pelaksana Komnas FBPI, Bayu Krisnamurthi lebih menekankan bahwa Indonesia harus bias hidup dengan HIN1, secara sehat. “Virus ini belum dapat dimusanahkan, jadi kita harus bisa untuk melakukan pola hidup sehat dengan sanitasi yang baik dan higienis serta menerapkan etiket flu,” paparnya.

Sebagaimana kita ketahui Flu H1N1-2009 penyebarannya tidak dapat diprediksi secara pasti. Hal ini menjadi perhatian serius karena bisa menjadi sangat berbahaya pada manusia jika penanganannnya tidak ditangani secara serius dan berkesinambungan. Dampak yang terjadi dinegara-negara dengan kasus tertinggi mengalami kerugian yang sangat besar di bidang ekonomi, sosial, politik, pariwisata dan lainnya. Bayangkan jika hal ini dialami oleh Indonesia. Tentunya hal ini harus kita cegah secara bersama-sama.

Menyadari hal ini pemerintah telah melakukan langkah-langkah strategis, yaitu Melakukan penguatan pengawasan di pintu-pintu masuk bandara dan pelabuhan. Mengintensifkan komunikasi ke masyarakat dan dunia usaha, dan langkah-langkah lainnya sampai pada penyiapan posko koordinasi respon pandemi influenza.

Yang menjadi kewajiban kita saat ini untuk mengambil langkah TEPAT, (TEnang, PAhami dan Tanggap) dengan memberikan informasi, edukasi dan pemahaman kepada masyarakat untuk selalu hidup bersih dengan melakukan hal sederhana yaitu cuci tangan pakai sabun, menerapkan etika bersin dan batuk dengan menutup pakai tisu atau lengan bagian dalam, istirahat jika flu dan terus mencari informasi mengenai perkembangan influenza. Karena dengan langkah-langkah itu kita dapat mencegah penyebaran virus yang lebih luas.

Poin penting keterlibatan kita saat ini adalah merupakan langkah koordinasi bersama dengan melibatkan LSM, Organisasi penanganan bencana maupun organisasi kemasyarakatan untuk menyusun langkah kerja yang nantinya untuk menguatkan Pedoman Kesiapsiagaan dan Respon Menghadapi Pandemi Influenza.

Untuk Informasi Lebih lanjut dapat menghubungi :

Koordinator Program Flu Burung dan Pandemi Influenza, Markas Pusat PMI, Rafiq Anshori, HP. 0813 93889969, Kadiv Pelayanan Sosial dan Kesehatan, Markas Pusat PMI, Telp. 021-799 2325 Ext. 204/ 224. Kontak Media : Asisten Koordinator Community Awareness, Markas Pusat PMI, Taufik Jeremias HP. 0815 9211 617

Sosialisasi Pandemi Influenza di TKLB Santi Rama

Atas permintaan salah satu orang tua murid, Komnas FBPI melakukan sosialisasi pencegahan penularan flu burung dan flu H1N1-2009 di TK Santi Rama. TK Santi Rama berada dibawah naungan yayasan Santi Rama, merupakan sekolah luar biasa untuk anak tuna rungu.

Sosialisasi ini dilaksanakan dalam acara wisuda dan pentas seni PAUD Santi Rama tahun pelajaran 2008-2009 tanggal 16 Juni 2009. Murid TK Santi Rama yang berjumlah 100 orang mendapatkan taskit yang berisi topi anak yang berbentuk ayam, stiker tanggap flu burung, dan leaflet pencegahan flu H1N1-2009.

Pengetahuan tentang pencegahan penularan flu harus dimiliki oleh setiap orang, tidak terkecuali anak dengan keterbatasan. Oleh karena itu, orang tua juga harus mempunyai pengetahuan yang memadai agar dapat mengajarkan anaknya. Dengan pertimbangan hal itulah Komnas FBPI melakukan sosialisasi di TK ini.

Aksi 100% Bersih Tanggap Flu Burung, Padalarang



Aksi 100% Bersih di Padalarang, 7 Juni 2009 merupakan kegiatan ketiga community event yang dikembangkan CBAIC (Comunity Based Avian Influenza Control - USAID Project) setelah sebelumnya dilaksanakan di Alun-alun Malangbong, Garut (17 Mei 2009) dan di Alun-alun Banjaran, Kabupaten Bandung (31 Mei 2009).

DI acara ini tersedia beberapa stand untuk kegiatan interaktif diantaranya: Kontes 100% Aksi Bersih; Konsultasi 100% Aksi Bersih; Permainan Lempar Ayam; Permainan Lingkaran Ayam, dll.

Program ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap ancaman penyebaran virus avian influenza dan untuk menggiatkan upaya pencegahan dan penanggulangan melalui pemberdayaan masyarakat. Kapasitas pemerintah Indonesia dalam melaksanakan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi terbantu dengan kerjasama kelembagaan bersama CBAIC.

Komitmen Pemerintah Daerah juga merupakan kunci keberhasilan pengendalian penyakit ini. Dengan kehadiran Bupati Bandung Barat, menunjukkan keseriusan Pemerintah Daerah untuk membebaskan wilayah Bandung Barat dari penyebaran virus avian influenza dan mensosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat.

Kegiatan Masyarakat “Aksi 100% Bersih”, Banjaran-Kabupaten Bandung


Pada tanggal 31 Mei 2009, Komnas FBPI bersama CBAIC menyelenggarakan kegiatan masyarakat “Aksi 100% Bersih”.

Aksi 100% Bersih di Kecamatan Banjaran merupakan kegiatan ke-2 dari tiga community event Aksi 100% Bersih, setelah sebelumnya di Alun-alun Malangbong, Garut (pada 17 Mei 2009) dan kegiatan terakhir akan dilaksanakan di Lapangan Kota Parahyangan, Padalarang (pada 7 Juni 2009).

Dalam acara ini ditampilkan Simulasi peragaan praktik beternak, penanganan unggas di pasar, dan pengolahannya dari peternak sampai konsumen. Disamping itu, ada beberapa games menarik untuk masyarakat

Sejak 2008 – 2009, CBAIC memaksimalkan kegiatan pemberdayaan relawan desa dan masyarakat yang terspesifik di wilayah Jawa Barat. Melalui kegiatan ini, diharapkan kesadaran masyarakat untuk mempraktikkan perilaku bersih dalam beternak dapat meningkat, terlebih bila diberikan melalui acara yang menghibur.