Jakarta, March 10, 2010, Komnas FBPI – At the end of his tenure, the
Indonesian bird flu coordinating agency urges that the fight against
avian influenza and pandemic response should continue even without its
presence.
The National Committee for Avian Influenza Control and Pandemic
Influenza Preparedness (Komnas FBPI) ends its mandate in March 13,
2010, as stipulated by the 2006 Presidential Regulation on the
establishment of Komnas FBPI.
Komnas FBPI insist that all Indonesians, and those who live in the
country, must remain active in curbing bird flu and responding to the
H1N1 pandemic influenza.
'The story of Komnas FBPI from 2006 to 2010 is the tale about the
dedications of government, private sector, experts, international
partners, and community members in dealing with an infectious disease.
This is the most important lesson for taking actions on any infectious
disease in the future, "said Komnas FBPI Chief Executive Bayu
Krisnamurthi.
On the occasion of National Coordination Meeting on the Handling of
Bird Flu and Pandemic Influenza 2006-2010, Komnas FBPI states that
Indonesia has managed to control the wide spread of H5N1 in Indonesia
and responding to pandemic influenza H1N1. Although already under
control, bird flu virus remains exist and may infect people at any
time.
"The key is we must be able to fight the virus, live healthy and know
how to protect ourselves," he added.
Deputy Chief Executive of Emil Agustiono, adds that the strength built
by the commission would be useful to face any environmental and health
crisis in the future.
Emil explained that the current spread of emerging and reemerging
infectious diseases (EREID's) such as HIV/AIDS, SARS, nipah, rabies,
BSE, West Nile, Ebola, Rift Valley Fever, and anthrax.
"We need to maximize the capital that we have had and still manage to
be an asset to any health disaster in the future."
To support the continuation of the campaign, the national coordinating
meeting recommends that: first, the war against bird flu still needs
to be continued along with fight toward other zoonoses. Therefore,
there is a need to set up the National Committee for Zoonoses Control
(Komnas Zoonosis).
Second, all works of pandemic influenza preparedness and response,
should be taken over by the National Disaster Management Agency
(BNPB).
And lastly, continue promoting the ideas and systematic approach to an
integrated health system, that merge human health, animal health and
environmental health by involving experts from various fields of
science, including social sciences.
National Coordination Meeting was attended by 300 representatives from
ministries and central government agencies, local governments,
international organizations, social organizations and institutions.
Komnas FBPI extends its appreciation to all experts and government
officials who have dedicated themselves in the fight against avian
influenza and pandemic influenza response; the international partners
who work together to build the capacity of response, surveillance and
early detection; the members of the media who help spread prevention
messages and in particular, to the people of Indonesia, who have taken
the initiatives to make Indonesia safer and healthier.
Tanggap Flu Burung!
Take Action Against Bird Flu, Our Hands Prevent Bird Flu!
Be Flu Wise and Flu Care!
Tampilkan postingan dengan label press release. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label press release. Tampilkan semua postingan
Press Release: Perang Melawan Flu Burung Tak Boleh Berakhir: Komnas FBPI
Perang Melawan Flu Burung Tak Boleh Berakhir: Komnas FBPI
Jakarta, 10 Maret 2010, Komnas FBPI – Di penghujung masa tugasnya, Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (Komnas FBPI) menegaskan bahwa peperangan melawan avian influenza (flu burung) dan merespon pandemi tidak boleh berakhir.
Seluruh komponen bangsa, terutama masyarakat harus tetap aktif dalam penanganan flu burung dan respon pandemi influenza, dengan atau tanpa Komnas FBPI.
”Perjalanan Komnas FBPI selama 2006-2010 adalah perjalanan semua lapisan—pemerintah, swasta, para ahli, mitra internasional, dan masyarakat—menangani penyakit menular dengan secara bersama-sama dan dimana-mana. Hal ini adalah pelajaran terpenting bagi penanganan penyakit menular apapun di masa depan,” ujar Ketua Pelaksana Harian Komnas FBPI Bayu Krisnamurthi.
Pada kesempatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanganan Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza 2006-2010, Komnas FBPI menyatakankerjasama erat selama ini telah membuahkan hasil: terkendalinya penyebaran virus H5N1 di Indonesia dan merespon pandemi influenza H1N1. Walaupun sudah terkendali, virus flu burung tetap ada di lingkungan kita dan dapat merebak lagi sewaktu-waktu.
”Kampanye Tanggap Flu Burung sudah menyebarkan pesan pencegahan ke lebih dari 90 persen penduduk Indonesia. Maka dari itu kita harus dapat melawan virus tersebut, hidup sehat dan tahu cara melindungi diri,” tambahnya.
Dalam mandat kerja empat tahunnya, Komnas FBPI telah menjadi lembaga koordinasi yang mewadahi perdebatan, perbedaan pendekatan, serta pembangunan kapasitas semua orang dan institusi yang terjun aktif mengendalikan flu burung dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi pandemi.
Wakil Ketua Pelaksana Harian Komnas FBPI Emil Agustiono menambahkan bahwa kekuatan yang dibangun Komnas adalah modal besar menghadapi krisis kesehatan dan lingkungan di masa depan.
Emil menjelaskan bahwa saat ini merebak emerging and re-emerging infectious diseases (EREID’s) seperti: HIV/AIDS, SARS, Nipah, Rabies, BSE, West Nile, Ebola, Rift Valley Fever, dan Antrax.
”Tujuh puluh persen penyakit bersumber dari hewan, bersifat lintas batas, dan umumnya berdampak luas,” tambah Emil.
”Kita perlu memaksimalkan modal yang sudah kita punya dan tetap mengelolanya agar menjadi aset bagi penanganan bencana kesehatan apapun di masa yang akan datang.”
Hasil Rakornas Komnas FBPI merekomendasikan agar: pertama, Penanganan Flu Burung tetap perlu dilanjutkan bersama dengan pengendalian zoonosis lainnya secara keseluruhan. Untuk itu, perlu dibentuk Komite Nasional Zoonosis (Komnas Zoonosis) melalui Peraturan Presiden, sebagai suatu badan yang berada di Kementerian Pertanian dengan operasionalisasi tugas tetap berkoordinasi dengan kementerian-kementerian terkait khususnya yang berada dalam koordinasi Kementerian Koordinasi Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Kedua, melanjutkan tugas-tugas Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza, diusulkan agar tugas tersebut berada dalam tanggung jawab Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang juga dalam koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Dan terakhir, perlu dipromosikan pemikiran-pemikiran dan pendekatan sistim
kesehatan terpadu diikuti langkah-langkah konkrit yang mengintegrasikan pemahaman atas saling keterkaitan antara kesehatan manusia – kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan dengan mengikutsertakan para ahli dari berbagai bidang ilmu, termasuk ilmu sosial dan lingkungan hidup.
Rakornas dihadiri 300 orang perwakilan dari kementerian dan instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi internasional, organisasi kemasyarakatan dan lembaga.
Setelah empat tahun berdirinya Komnas FBPI yang bertugas mengkoordinasikan kegiatan pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan flu burung (avian influenza) serta kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza, sesuai Peraturan Presiden No.7/2006 tentang Komnas FBPI., komite berkhir masa tugasnya pada tanggal 13 Maret 2010.
Komnas FBPI mengucapkan apresiasi yang setinggi-setingginya bagi para ahli dan aparat yang mendedikasikan dirinya dalam perjuangan melawan flu burung dan merespon pandemi influenza, kepada mitra internasional yang bekerjasama membangun kapasitas respon, surveilans dan deteksi dini, kepada media yang menyabarluaskan pesan-pesan pencegahan dan terutama sekali, kepada masyarakat Indonesia yang telah tanggap terhadap bahaya ancaman penyakit menular.
Tanggap Flu Burung! Tangan Kita Pencegah Flu Burung! dan Ambil Tindakan TEPAT (Tenang, PAhami, dan Tanggap)
Jakarta, 10 Maret 2010, Komnas FBPI – Di penghujung masa tugasnya, Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (Komnas FBPI) menegaskan bahwa peperangan melawan avian influenza (flu burung) dan merespon pandemi tidak boleh berakhir.
Seluruh komponen bangsa, terutama masyarakat harus tetap aktif dalam penanganan flu burung dan respon pandemi influenza, dengan atau tanpa Komnas FBPI.
”Perjalanan Komnas FBPI selama 2006-2010 adalah perjalanan semua lapisan—pemerintah, swasta, para ahli, mitra internasional, dan masyarakat—menangani penyakit menular dengan secara bersama-sama dan dimana-mana. Hal ini adalah pelajaran terpenting bagi penanganan penyakit menular apapun di masa depan,” ujar Ketua Pelaksana Harian Komnas FBPI Bayu Krisnamurthi.
Pada kesempatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanganan Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza 2006-2010, Komnas FBPI menyatakankerjasama erat selama ini telah membuahkan hasil: terkendalinya penyebaran virus H5N1 di Indonesia dan merespon pandemi influenza H1N1. Walaupun sudah terkendali, virus flu burung tetap ada di lingkungan kita dan dapat merebak lagi sewaktu-waktu.
”Kampanye Tanggap Flu Burung sudah menyebarkan pesan pencegahan ke lebih dari 90 persen penduduk Indonesia. Maka dari itu kita harus dapat melawan virus tersebut, hidup sehat dan tahu cara melindungi diri,” tambahnya.
Dalam mandat kerja empat tahunnya, Komnas FBPI telah menjadi lembaga koordinasi yang mewadahi perdebatan, perbedaan pendekatan, serta pembangunan kapasitas semua orang dan institusi yang terjun aktif mengendalikan flu burung dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi pandemi.
Wakil Ketua Pelaksana Harian Komnas FBPI Emil Agustiono menambahkan bahwa kekuatan yang dibangun Komnas adalah modal besar menghadapi krisis kesehatan dan lingkungan di masa depan.
Emil menjelaskan bahwa saat ini merebak emerging and re-emerging infectious diseases (EREID’s) seperti: HIV/AIDS, SARS, Nipah, Rabies, BSE, West Nile, Ebola, Rift Valley Fever, dan Antrax.
”Tujuh puluh persen penyakit bersumber dari hewan, bersifat lintas batas, dan umumnya berdampak luas,” tambah Emil.
”Kita perlu memaksimalkan modal yang sudah kita punya dan tetap mengelolanya agar menjadi aset bagi penanganan bencana kesehatan apapun di masa yang akan datang.”
Hasil Rakornas Komnas FBPI merekomendasikan agar: pertama, Penanganan Flu Burung tetap perlu dilanjutkan bersama dengan pengendalian zoonosis lainnya secara keseluruhan. Untuk itu, perlu dibentuk Komite Nasional Zoonosis (Komnas Zoonosis) melalui Peraturan Presiden, sebagai suatu badan yang berada di Kementerian Pertanian dengan operasionalisasi tugas tetap berkoordinasi dengan kementerian-kementerian terkait khususnya yang berada dalam koordinasi Kementerian Koordinasi Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Kedua, melanjutkan tugas-tugas Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza, diusulkan agar tugas tersebut berada dalam tanggung jawab Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang juga dalam koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Dan terakhir, perlu dipromosikan pemikiran-pemikiran dan pendekatan sistim
kesehatan terpadu diikuti langkah-langkah konkrit yang mengintegrasikan pemahaman atas saling keterkaitan antara kesehatan manusia – kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan dengan mengikutsertakan para ahli dari berbagai bidang ilmu, termasuk ilmu sosial dan lingkungan hidup.
Rakornas dihadiri 300 orang perwakilan dari kementerian dan instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi internasional, organisasi kemasyarakatan dan lembaga.
Setelah empat tahun berdirinya Komnas FBPI yang bertugas mengkoordinasikan kegiatan pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan flu burung (avian influenza) serta kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza, sesuai Peraturan Presiden No.7/2006 tentang Komnas FBPI., komite berkhir masa tugasnya pada tanggal 13 Maret 2010.
Komnas FBPI mengucapkan apresiasi yang setinggi-setingginya bagi para ahli dan aparat yang mendedikasikan dirinya dalam perjuangan melawan flu burung dan merespon pandemi influenza, kepada mitra internasional yang bekerjasama membangun kapasitas respon, surveilans dan deteksi dini, kepada media yang menyabarluaskan pesan-pesan pencegahan dan terutama sekali, kepada masyarakat Indonesia yang telah tanggap terhadap bahaya ancaman penyakit menular.
Tanggap Flu Burung! Tangan Kita Pencegah Flu Burung! dan Ambil Tindakan TEPAT (Tenang, PAhami, dan Tanggap)
Langganan:
Postingan (Atom)