Energizer Indonesia Tanggap Flu Burung

Pojok Avian (Avian Corner)

Contoh materi KIE yang dibuat

Sejak tahun 2008 sampai sekarang, PT. Energizer Indonesia mengembangkan program komunikasi, informasi dan edukasi pemberdayaan staf dan masyarakat perusahaan. Inisiatif ini didukung oleh Komnas FBPI melalui pemberian bahan sosialisasi pesan - pesan pencegahan flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi indluenza.

Berikut ini adalah program - program yang telah dan sedang dilaksanakan oleh Energizer Indonesia dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk pencegahan flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza:
  • Meeting routine avian team every month,
  • Develop IEC Material,
  • Avian Corner,
  • Hand wash campaign,
  • Sharing with community & campaign,
  • Avian corner update (contents & information),
  • Health education through movies at canteen, etc.

Meningkatkan kesadaran masyakat dalam menindaklanjuti suatu kejadian flu burung sehingga kecepatan dan ketepatan penanganan kasus adalah kunci penting dalam pengendalian flu burung. Dalam hal ini masyarakat yang dimaksud termasuk pemerintah dan jajarannya, serta seluruh pihak dari swasta dan internasional.

Peran kita semua, memastikan keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan keganasan penyakit flu burung.

Hasil Penelitian Mengenai Pandemi 1918 (Klik link dibawah ini untuk lengkapnya)

Shades of 1918? New study compares avian flu with a notorious killer from the past


In the waning months of the First World War, a lethal virus known as the Spanish flu (influenza A, subtype H1N1), swept the United States, Europe and Asia in three convulsive waves. The year was 1918. The ensuing pandemic claimed up to 100 million victims, most of whom succumbed to severe respiratory complications associated with rapidly progressing pneumonia. Many died within days of the first symptoms.

Lokakarya Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza, Mataram, Januari 2009



Lokakarya dalam rangka simulasi respon menghadapi pandemi influenza di adakan pertama kali di Hotel Jayakarta Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB. Lokakarya ini dihadiri perwakilan lembaga pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan swasta yang berasal dari 3 (tiga) propinsi yaitu Bali, NTB, NTT.

Lokakarya ini dibuka oleh Sekretaris Daerah Propinsi NTB dan dihadiri oleh Deputi Menko Perekonomian selaku Kalakhar KOMNAS FBPI, Deputi Menkokesra, dan ketua Field Office Unicef Jawa Timur - NTB. Penyelenggaraan lokakarya ini diharapkan sebagai implementasi kerjasama kawasan tenggara yang telah ditandatangani oleh 3 Gubernur NTT, NTB, Bali pada tanggal 20 Desember 2008 di NTT.

Kegiatan-kegiatan dalam Lokakarya yang dilaksanakan selama 3 (hari) mulai tanggal 27-29 Januari 2009 ini adalah paparan tentang pengenalan pandemi influenza, pelaksanaan desktop simulation, diskusi kelompok dan presentasi kelompok. Diskusi dikelompokan berdasarkan 4 (empat) sektor antara lain sektor keamanan dan pertahanan, sektor pariwisata, transportasi dan telekomunikasi, sektor pendidikan, perempuan, anak, dan agama, serta sektor instalasi vital (pelayanan dasar yang menyangkut hajat hidup orang banyak).

Diskusi yang dikembangkan adalah berdasarkan skenario fase 6 pandemi influenza. Dari hasil diskusi disimpulkan aktivitas menjadi 3 (tiga) poin utama yaitu bagaimana menjalankan lembaga di saat pandemi influenza khususnya dengan asumsi pegawai tidak masuk hingga 40%, bagaimana membatasi mobilitas orang dan barang, dan bagaimana membatasi kegiatan sosial yaitu tempat bertemunya orang dalam jumlah besar.