Untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan tenaga kesehatan, lintas sektor serta masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya pandemi, dilaksanakan Simulasi Penanggulangan Pandemi episenter Influenza di Kec. Rappocini, Kota Makassar, pada tanggal 25-26 April 2009. Simulasi ini merupakan yang kedua setelah pertama kali dilaksanakan di Desa Danin Tukadaya, Kab. Jembrana, Bali tanggal 25-27 April 2008.
Simulasi ini terselenggara atas kerja sama Depkes dengan Pemprov Sulsel, Pemkot Makassar, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta organisasi lainnya. Lokasi simulasi berada di tiga lokasi utama yaitu Kelurahan Kassi-Kassi, rumah sakit rujukan flu burung RS Dr. Wahidin Sudirohusodo, dan pelabuhan laut Soekarno-Hatta.
Simulasi ini melibatkan kurang lebih 600 orang yang mewakili pemerintah dan non-pemerintah, TNI, POLRI, para pemangku kepentingan di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan dan Pusat. Pengamat yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini berjumlah 289 orang dari lembaga nasional dan 50 orang dari lembaga internasional termasuk WHO.
Simulasi ini dilakukan untuk mengujicobakan sembilan pilar kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza yaitu:
1. Komunikasi risiko
- Menyiapkan pusat media
- Mengembangkan pesan media, termasuk press release, radio, TV Spot, dsb
- Simulasi konferensi pers
- Simulasi penyiaran pesan-pesan kunci melalui TV dan radio
2. Surveilans
- Investigasi dan penelusuran kontak dari suspek klaster
- Meringkas, menganalisis, dan melaporkan data lapangan
- Penemuan kasus secara aktif selama episenter (awal pandemi influenza)
3. Antiviral Profilaksis dan vaksin
- Pengarahan kader/sukarelawan sealam episenter
- Distribusi antiviral profilaksis, vaksin dan masker
4. Intervensi non farmasi
- Pertemuan dengan tokoh masyarakat setempat
- Simulasi penutupan sekolah
- Simulasi pelarangan pertemuan publik (seperti institusi keagamaan, pusat masyarakat, tempat olah raga, rekreasi, dsb)
- Bussiness continuity plan
5. Respon medis
- Isolasi/manajemen kasus
- Investigasi dan penelusuran kontak
- Distribusi masker kepada semua staf dan pengunjung rumah sakit
- Distribusi antiviral ke seluruh staf rumah sakit
- Aktivasi rencana kedaruratan
- Triase dan pemisahan pasien (RS dan puskesmas)
6. Logistik
- Pengiriman dari WHO-Bangkok ke bandara Hassanudin, dan distribusi ke area penanggulangan dini
- Pengiriman ke gudang di lokasi episenter
- Distribusi kebutuhan esensial
7. Pengawasan perimeter
- Pengamanan fasilitas Publik, perbatasan dan akses masuk lainnya
- Skrining kesehatan dan manajemen pada checkpoints (seperti memastikan cukup antiviral dan APD di pintu keluar)
- Mengawal pelayanan/persediaan esensial
8. Pengawasan pelabuhan
- Thermal scanning dan skrinign kesehatan untuk penumpang
- Alert card/health declaration distribution
- Pemeriksaan barang bawaan
9. Komando dan kontrol
- Implementasi rencana kontijensi
- Laporan dari RS Kota ke Dinkes Provinsi dan Pusat
- Mengaktifkan dan staffing pusat komando
- Monitoring harian dan pertemuan oleh pusat komando
Komnas FBPI pun turut serta dalam kegiatan ini untuk melakukan pengamatan secara intensif terhadap jalannya seluruh proses kegiatan. Hasil dari pengamatan ini akan digunakan sebagai penyempurnaan pedoman kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza dan menjadi bahan masukan bagi penyelenggaraan simulasi serupa yang akan dilaksanakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar