15 Perlengkapan yang Harus Dimiliki pada Saat Keadaan Darurat Bencana

Bersiap untuk darurat, stok makanan yang mudah dipersiapkan dan tahan lama


Situasi banjir, erupsi gunung berapi, gempa bumi, wabah flu/pandemi, dan Ebola merupakan situasi yang menyebabkan lumpuhnya layanan publik dan ekonomi. Saat keadaannya parah maka negara dapat menerapkan martial law atau keadaan darurat militer. Situasi tersebut dikeluarkan negara-negara Afrika Barat saat mengalami wabah Ebola baru-baru ini.

Saat harus mengalami situasi darurat sehingga kita harus menetap di rumah dan terbatas mobilitasnya maka penting untuk mempersiapkan diri. Berikut ini saya akan share 15 perlengkapan penting yang harus Anda miliki untuk mempersiapkan diri dalam situasi darurat yang dikutip dari Networx.

1. Air Bersih
Air lebih penting daripada makanan untuk kelangsungan hidup manusia. Air penting untuk mencegah dehidrasi dan tujuan higienis. Untuk itu, alat masak atau perangkat penyaring air tambahan juga dibutuhkan.

2. Makanan
Makanan yang dibutuhkan adalah yang dapat disimpan untuk waktu lama dan yang membutuhkan persiapan minimal. Perhatikan tempat penyimpanannya, pilih yang tertutup rapat dan tidak mudah pecah. Rekomendasi: snack granola, selai kacang, buah-buahan kering, ikan kering, susu formula, makanan kaleng. 

3. Multivitamin
Vitamin tablet/kapsul perlu untuk mengimbangi asupan gizi dari makanan kita yang terbatas.

4. Cahaya
Sebuah lampu emergency LED portabel yang terisi penuh ditambah baterai ekstra tidak hanya dapat membuat Anda lebih nyaman, namun dapat digunakan sebagai sinyal bagi pihak berwenang.

5. Kotak P3K
Pastikan isinya lengkap dan carilah pelatihan atau informasi tentang pertolongan pertama.

6. Selimut dan Baju Hangat
Siapkan selimut hangat dan baju hangat. Simpan di tempat yang terlindungi agar tetap bersih dan kering. Sebuah terpal dan jas hujan juga dapat berguna. 

7. Alat-alat Perkakas
Sebuah kunci pas atau tang dan obeng dapat berguna untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Selain itu, pisau lipat, tali-temali, palu, dll juga dapat menjadi perangkat penting untuk membantu melakukan penyesuaian tertentu bagi tempat perlindungan kita.

8. Masker
Jika udara sangat terkontaminasi, masker akan membantu Anda bernapas.

9. Radio
Radio berguna untuk mendengar kabar ter-update mengenai instruksi darurat dari pemerintah setempat. Jangan lupa siapkan baterai cadangan.

10. Peralatan Sanitasi Medis
Perlengkapan kebersihan feminim, tissue basah, cairan disinfektan/pencuci tangan, popok dewasa sekali pakai yang sudah banyak tersedia jangan sampai terlupakan.

11. Dokumen
Buatlah sebuah folder kecil yang terdiri informasi kontak keluarga dan salinan dokumen penting (Instruksi mengenai info medis, polis asuransi, akte kelahiran, kartu identitas dan paspor). Simpan juga salinan tambahan dari dokumen-dokumen ini dalam penyimpanan online dan CD atau flash disk.

12. Uang Tunai
Buat tempat penyimpanan uang tunai dengan jumlah yang cukup di tempat yang aman dari air dsb.

13. Kunci Duplikat
Siapkan satu set kunci duplikat mobil dan rumah Anda.

14.  Mainan Anak-anak
Bila Anda memiliki anak, siapkan seperangkat alat bermain untuk mereka agar tidak bosan dan terhibur. Siapkan juga untuk Anda seperti catur, kartu, dsb.

15. Pakan Hewan
Terakhir, bila Anda memiliki hewan piaraan, siapkan makanan yang cukup untuk hewan kesayangan Anda.

Sebagai tambahan mungkin adalah perangkat penyimpan daya baterai (power bank) yang terisi penuh. Ini penting untuk menunjang kebutuhan komunikasi dan koneksi kita ke dunia luar.

Demikian kami share 15 barang-barang yang penting untuk dimiliki untuk menghadapi situasi darurat, dan dalam hal ini wabah penyakit flu dimana kita dapat dibatasi mobilitasnya. Sampaikan ide dan saran bila ada. Semoga bermanfaat.

Informasi tentang Ebola (Infographic)

Berikut ini adalah infograpfic tentang penyakit Ebola yang cukup informatif. Semoga bermanfaat.


Ebola
by Raj Kamal.

Cara Mencegah Ebola



Beberapa hari ini kita melihat berita tentang menyebarnya wabah ebola di Afrika Bagian Barat. Ebola Hemorrhagic Fever (Ebola HF) adalah penyakit mematikan pada manusia dan primata. Asalnya masih belum diketahui, namun sebagian besar peniliti percaya bahwa penyakit ini bersifat zoonosis atau yang berasal dari hewan.

Dinamakan Ebola merujuk dari nama sungai di Negara Kongo, tempat penyakit ini pertama muncul pada tahun 70an.

Walaupun Indonesia belum terjangkit dengan penyakit ini, namun untuk diketahui berikut ini adalah tips untuk menghindari infeksi, melindungi diri dan langkah apa yang harus diambil saat terinfeksi.


1. Pahami bagaimana penyakit Ebola menyebar.

Ebola menyebar dalam berbagai cara, utamanya melalui kontak langsung dengan penderita, khususnya darah dan sekresi pasien yang terinfeksi. Namun itu, kontak dengan benda-benda seperti pakaian, selimut, dan jarum juga dikaitkan dengan penyebaran penyakit ini.


2. Hindari bepergian ke daerah yang diduga atau dilaporkan.

Ebola berada di negara-negara Afrika Tengah dan Barat, dan menyebar disekitar fasilitas kesehatan dimana pasien tersebut dirawat. Tetap terinformasi mengenai daerah-daerah mana yang berbahaya. Info lengkap mengenai wilayah-wilayah mana yang diduga dan dikonfirmasi berbahaya dapat dicek melalui situs WHO berikut http://www.who.int/csr/disease/ebola/en/


3. Hindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.

Karena penyakit ini menyebar terutama melalui kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi, maka cara terbaik untuk menghindari infeksi adalah menghindari orang yang sudah sakit. Darah dan cairan tubuh lainnya dari pasien yang terinfeksi sangat erat kaitannya dengan penyebaran penyakut.


4. Hindari makan daging dari binatang liar/buruan.

Peneliti memiliki kecurigaan bahwa penyakit datang melalui hewan liar, dan hewan liar tersebut mengkonsumsi daging primata.


5. Ketahui gejala-gejala Ebola.

Gejala umum dari penyakit ini antara lain:
  1. Demam
  2. Sakit kepala
  3. Nyeri sendi dan otot
  4. Badan lemah
  5. Diare
  6. Muntah
  7. Nyeri perut
  8. Kurang nafsu makan
Gejala lain antara lain:
  1. Ruam
  2. Mata kemerahan
  3. Cegukan
  4. Batuk
  5. Sakit tenggorokan
  6. Nyeri dada
  7. Kesulitan bernapas atau menelan
  8. Pendarahan dalam dan diluar tubuh


6. Cuci tangan secara teratur dan bersih dengan sabun anti bakteri, istirahat yang baik, serta perilaku hidup bersih dan sehat.


7. Melaporkan kepada petugas kesehatan bila mengalami gejala-gejala terkait.

Semoga tips ini dapat sedikit memberikan pengetahuan bagi teman-teman mengenai penyakit Ebola. Adapun kunci utama pengendalian penyakit Ebola adalah efektifitas penanganan pada sumbernya serta melokalisasi penyakit agar tidak meluas.

Semoga pula, Kementerian Kesehatan dapat meningkatkan kapasitasnya dengan baik dan mensosialisasikan tentang penyakit ini kepada masyarakat luas agar (amit-amit bila terjadi) kita siap menghadapinya.

Demikian, bila ada tambahan dan masukan, sangat kami hargai :)

Sumber: Wikihow

Video: Kira-kira Seperti Ini Pandemi Bila Terjadi


"We live in a complex world. The more advanced it gets, the more vulnerable it becomes. We've created a house of cards. Remove just one, and everything falls apart.
On Black Friday, a devastating pandemic sweeps through New York City, and one by one, basic services fail. In only days, without food or water, society collapses into chaos. The Division, an autonomous unit of tactical agents, is activated. Leading seemingly ordinary lives among us, these agents are trained to operate independently in order to save society.
When society falls, your mission begins."
Video diatas memang hanya animasi. Namun gambaran yang diberikan game terbaru Tom Clancy's: The Division ini cukup memberi rasa takut bagi yang melihatnya. Pandemic apocalypse atau kiamat pandemi saya anggap sesuatu yang baru untuk menjadi plot dalam video games. Kita biasa menemukan games dengan latar belakang kiamat zombie, kiamat alien, atau kiamat makhluk gaib.

Beberapa hal yang menarik untuk diketahui dari video tersebut yaitu bagaimana pelayanan umum lumpuh, masyarakat mengunci diri dengan mengumpulkan stok makanan dan minumannya, tidak ada penegakkan hukum, kehilangan orang-orang terdekat, dan runtuhnya norma-norma sosial.

Yang pasti hal pandemi belum terjadi, dan gambaran tersebut hanyalah suatu pengantar bagi para pemilik perangkat games untuk membeli games tersebut. Namun kita seperti diingatkan dan diperlihatkan agar selalu mewaspadai terhadap penyakit-penyakit menular yang berpotensi mewabah dan pandemi.

Semoga pemerintah kita ada yang hobi main games :)

Surat Terbuka untuk Calon Presiden Republik Indonesia tentang Kesiapsiagaan Pandemi

Surat Terbuka untuk Calon Presiden RI Tentang Kesiapan Menghadapi Pandemi

Kepada yang terhormat Bapak Calon Presiden Republik Indonesia

di Tempat

Atas nama penduduk Indonesia yang peduli dengan kesehatan pada umumnya dan terutama sosialisasi penularan penyakit bersumber binatang (zoonosis) serta kesiapsiagaan menghadapi pandemi, dengan ini kami ingin menyampaikan aspirasi kami.

Negara Indonesia telah melewati masa terburuk dalam hal kesehatan masyarakat dan hewan saat penyebaran wabah flu burung beberapa saat yang lalu. Banyak orang yang telah kehilangan. Tak hanya nyawa keluarga tercinta mereka, orang tua serta anak-anak mereka; namun juga hewan ternak mereka, sumber pendapatan; serta iklim usaha, sumber penghidupan mereka. Kemudian kita bersama juga telah melalui pandemi influenza ringan yang terjadi di tahun 2009. Kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat Indonesia terhindari dari dampak wabah raya yang luar biasa. Namun begitu, potensi pandemi masih di depan mata, masih banyak penyakit bersumber binatang yang masih endemis dan tersebar luas di berbagai pelosok Indonesia. Rabies masih menghantui Bali, Sumatra dan Maluku. Berbagai penyakit zoonosis yang berpotensi pandemi lainnya masih menghantui.

Maka sesuai dengan tema Hari Kesehatan Dunia tahun 2014 ini, yang mengangkat tema “Small Bites Big Threat” pengendalian penyakit menular (vector-borne diseases), maka pemerintah kedepan harus meningkatkan kewaspadaan dan pengendalian penyakit menular.

1. Pemerintah harus membentuk satu badan khusus yang menangani penyakit menular. Seperti halnya Central of Disease Control (CDC) di Amerika Serikat dimana tugas mereka hanya berkonsentrasi dalam manajemen pengendalian penyakit. Badan tersebut haruslah memiliki wewenang kuat, karena dalam pengendalian penyakit menular dibutuhkan tindakan karantina, investigasi, dan lain sebagainya sebagai bentuk respon terhadap munculnya wabah penyakit. Saat ini Indonesia memiliki satuan serupa setingkat Direktorat Jenderal dibawah Kementerian Kesehatan RI. Kekurangannya adalah mereka tidak memiliki wewenang teknis untuk bergerak cepat di lapangan disaat terjadi wabah penyakit dan bergantung pada koordinasi dengan pihak Dinas Propinsi dan Kabupaten/Kota terkait. Penyakit menular seperti bom waktu, kita harus bergerak cepat dan melakukan tindakan yang tepat.

Meski telah dibentuk Komite Nasional Pengendalian Zoonosis, namun struktur organisasi yang dibawah Kantor Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat membuat badan ini tidak dapat bergerak leluasa dan bekerja secepat yang diharapkan, sesuai sifat kerja yang diperlukan untuk mencegah pandemi: cepat dan tepat. Sudah saatnya Komite Nasional Pengendalian Zoonosis menjadi jembatan lintas sektor, bekerja sangat dekat dengan lembaga lain, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional dan Palang Merah Indonesia karena wabah penyakit (baik di manusia dan hewan) adalah termasuk bencana, yang penanggulangannya menjadi tanggungjawab pemerintah pusat dan daerah.

2. Perlunya mengintegrasikan paradigma One World, One Health, One Medicine, Eco-Health dengan Animal Welfare dan berbagai konsep pemikiran lainnya yang mencoba mengatasi masalah penyebaran penyakit dengan mempertimbangkan perubahan lingkungan serta perilaku manusia. Karena saat ini kesehatan hanya seperti menjadi tanggungjawab Kementerian Kesehatan dan belum menjadi salah satu fondasi penting dalam semua aspek kebijakan dan rencana yang dijalankan oleh sektor lain.

3. Fokus terhadap penyakit menular berpotensi pandemi, akan memberi ruang kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk meningkatkan fokusnya menghadapi tantangan penyakit tidak menular, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan serta penyempurnaan universal health coverage.

4. Meningkatkan edukasi dan sosialisasi kepada seluruh masyarakat melalui pendidikan formal dan non-formal, media komunikasi yang mudah diakses. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan petugas kesehatan khususnya dan pihak-pihak teknis terkait seperti Karantina, Imigrasi, TNI/Polri, dsb tentang darurat bencana kesehatan.

Sudah saatnya kita memiliki pemimpin negara yang tidah terbelenggu oleh kepentingan politik dan menghamba pada kepentingan kelompoknya saja dalam lima tahun kedepan.

Atas nama kesehatan dan kemaslahatan manusia Indonesia,

Tertanda,

Penggiat kesiapan menghadapi pandemi.

Tips Mencegah Penyakit MERS-CoV

http://www.freedigitalphotos.net/images/protective-face-mask-photo-p174916


Melanjutkan artikel kami sebelumnya mengenai penyakit MERS-CoV berikut ini kami berbagi tips mencegah penyakit MERS-CoV:

Tunda bepergian ke Timur Tengah. Seperti kita ketahui, penyakit MERS-CoV berasal dari negara Timur Tengah yaitu Arab Saudi. Mengingat Arab Saudi adalah tempat suci Umat Islam untuk menjalankan ibadah Umrah dan Haji maka disarankan untuk menunda bepergian kesana khususnya bagi calon jamaah yang memiliki riwayat penyakit kronik.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dalam situs Kementerian Kesehatan dijelaskan topik khusus mengenai PHBS bagi jamaah haji antara lain:
  1. Makan 3 kali sehari dan jangan terlambat.
  2. Tidak menyimpan makanan lebih dari 2 jam, karena akan rusak (basi/berlendir).
  3. Minum air putih 1 gelas tiap jam.
  4. Gunakan masker yang dibasahi air, untuk melembabkan udara, mencegah mimisan dan debu.
  5. Memakai pakaian tebal dan menutup tubuh seperti kaos kaki, sarung tangan dan penutup leher untuk menghindari sengatan dingin.
  6. Cuci tangan pakai sabun. Sebelum makan, setelah buang air kecil/besar.
  7. Jaga kebersihan toilet/wc/jamban di pondokan/hotel.
  8. Kurangi kegiatan yang tidak perlu dan banyak menguras tenaga.
  9. Tidak merokok.
  10. Minum obat secara teratur sesuai jadwal bagi penderita penyakit tertentu seperti jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi atau asma.
Periksakan ke dokter sebelum melakukan perjalanan. Apalagi bila Anda mengidap penyakit kronik seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes, dan lain-lain, yang membutuhkan obat-obatan teratur.
Etika batuk. Tonton video dari Kominfo dan Kemenkes berikut, jelas dan menghibur.



Laporkan. Segera laporkan petugas kesehatan saat mengalami batuk, demam, sesak nafas. Gejala-gejala tersebut memang mirip seperti penyakit avian influenza maupun flu H1N1. Namun tetapi, penanganan secepatnya terhadap gejala-gejala penyakit tersebut adalah penting bagi kesembuhan Anda.

Tetap terinformasi. Secara proaktif terus mencari informasi mengenai perkembangan kasus dan untuk memperoleh himbauan pemerintah mengenai penyakit MERS CoV. Berikut ini situs-situs penyedia informasi terkini mengenai MERS CoV:
  1. Update dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengenai Coronavirus
  2. Blog "MERS Watch"
  3. CIDRAP - Center for Infectious Disease Research and Policy
  4. Situs-situs berita online Indonesia terkemuka juga dapat kita ikuti.
Demikian kami sampaikan tips mencegah penyakit MERS CoV. Semoga dapat memberikan informasi yang bermanfaat.



Apresiasi untuk www.harianterbit.com dan Sira Anamwong / FreeDigitalPhotos.net

Sekilas Tentang Penyakit MERS



Penyakit MERS atau Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS‐CoV) ada sejak tahun 2012. Dari data yang kami dapatkan sudah ada 254 kasus terkonfirmasi dengan 93 kematian. Dari keseluruhan kasus, yang terbanyak berasal dari negara-negara Timur Tengah seperti Saudi Arabia, Yordania, Kuwait, Oman, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Sisanya dari negara-negara seperti Perancis, Jerman, Yunani, Italia, Inggris, Tunisia, Malaysia dan Filipina. Dari negara kita sudah ada pula korban jiwa, namun tercatat meninggal di Saudi Arabia.

Analisa Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa sebagian besar kasus yang terjadi melalui penularan antar manusia dan mengenai adanya penularan antara hewan ke manusia masih dalam penyelidikan.

Gejala MERS


Gejala MERS adalah seperti flu, infeksi pernapasan dan paru, batuk, demam, sesak napas dan pneumonia. Walaupun gejala-gejala tersebut adalah umum, namun, penting bagi pasien untuk cepat melaporkan kepada petugas kesehatan dan memperoleh perawatan terlebih setelah bepergian dari negara-negara Timur Tengah.

Waspada dan Pencegahan


Tindakan yang sangat penting dilakukan untuk mencegah penyebaran MERS yaitu meningkatkan kewaspadaan para petugas kesehatan, antara lain:
  1. Memastikan kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan untuk menyediakan perawatan untuk pasien yang diduga atau dikonfirmasi terinfeksi MERS.
  2. Mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko penularan virus dari pasien yang terinfeksi kepada pasien lain, petugas kesehatan dan pengunjung.
  3. Melaksanakan standar prosedur operasional yang konsisten dalam penanganan pasien yang memiliki gejala ringan atau gejala khusus MERS.
  4. Melakukan pengawasan dini dan monitoring pada mobilitas manusia yang bepergian ke negara-negara yang terkonfirmasi MERS.
  5. Terus mensosialisasikan tentang penyakit MERS dan pencegahannya kepada masyarakat secara umum dan kepada orang-orang yang akan bepergian ke negara-negara berisiko seperti jemaah haji dan para pekerja luar negeri.

Pandemi Flu 1918 Berasal dari China

Grafis Asal Pandemi Flu 1918 (Sumber: National Geographic)

Sebuah artikel menarik dari National Geographic yang menjelaskan tentang sumber wabah (pandemi) flu terbesar di dunia yang terjadi pada tahun 1918 mungkin saja berasal dari China. Adalah sejarawan asal Kanada bernama Mark Humphries yang melakukan penelitian terhadap catatan-catatan sipil dan medis.
The deadly "Spanish flu" claimed more lives than World War I, which ended the same year the pandemic struck. Now, new research is placing the flu's emergence in a forgotten episode of World War I: the shipment of Chinese laborers across Canada in sealed train cars.
Keterlibatan sekutu (Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis, dll) pada Perang Dunia I menimbulkan kebutuhan yang besar akan tenaga kerja. Disaat para pemuda menjadi relawan membela negaranya, sektor-sektor pendukung seperti pabrik-pabrik senjata, transportasi, dsb tetap membutuhkan pekerja terampil. Karena itulah negara-negara sekutu mengambil ribuan tenaga kerja dari China.

Selain dari itu disebutkan pula bahwa ada catatan mengenai wabah flu terjadi di China sebelum tahun 1918.
In the new report, Humphries finds archival evidence that a respiratory illness that struck northern China in November 1917 was identified a year later by Chinese health officials as identical to the Spanish flu. 
He also found medical records indicating that more than 3,000 of the 25,000 Chinese Labor Corps workers who were transported across Canada en route to Europe starting in 1917 ended up in medical quarantine, many with flu-like symptoms.
Sehingga ketika wabah tersebut terjadi di Eropa dan Amerika, para imigran China sedikit yang menjadi korban. Ini karena mereka dirasa telah "kebal" daripada para warga Eropa dan Amerika belum memiliki ketahanan dari flu tersebut.

Kita dapat memetik pelajaran berharga dari sejarah ini. Mengantisipasi mobilitas manusia yang saat ini semakin sulit diawasi dan jangan sampai sejarah berulang lagi seperti pada wabah SARS dan flu H1N1.

Flu Burung Kembali, Kami Kembali

Flu burung di Jepang (Sumber: Kyodo News)

Berita mengejutkan datang dari Jepang. Negara maju tersebut mendapatkan kasus flu burung pertamanya sejak tahun 2011 seminggu yang lalu.

Sebenarnya bila mengikuti pemberitaan, maka sejak tahun lalu pun, banyak pula berita tentang munculnya wabah flu burung diantaranya di Vietnam, Thailand dan di negara kita. Namun, kali ini cukup "membangunkan" saya. Karena wabah ini muncul di negara yang menurut saya terkenal tentang keamanan pangannya. Dan bila flu burung muncul di Jepang, saya sangat khawatir dapat pula muncul di negara-negara lain.

Benar adanya, kemarin saya menemukan berita baru bahwa flu burung telah masuk ke Korea Utara. Virus H5N1 tersebut telah menyebabkan kematian sebanyak 46.000 ayam di dua peternakan.

Dua kasus besar di negara-negara yang saya kira akan "aman" terhadap bencana biologis ini. Agar para aparat peternakan kita waspada. Melakukan langkah-langkah seperti pengawasan lalu lintas transportasi dan perdagangan unggas serta screening ketat. Sebuah tugas yang berat mengingat luasnya negara kita, tetapi akan sangat berarti mengingat banyaknya kerugian 8 tahun yang lalu.