Perang Melawan Flu Burung Tak Boleh Berakhir: Komnas FBPI
Jakarta, 10 Maret 2010, Komnas FBPI – Di penghujung masa tugasnya, Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (Komnas FBPI) menegaskan bahwa peperangan melawan avian influenza (flu burung) dan merespon pandemi tidak boleh berakhir.
Seluruh komponen bangsa, terutama masyarakat harus tetap aktif dalam penanganan flu burung dan respon pandemi influenza, dengan atau tanpa Komnas FBPI.
”Perjalanan Komnas FBPI selama 2006-2010 adalah perjalanan semua lapisan—pemerintah, swasta, para ahli, mitra internasional, dan masyarakat—menangani penyakit menular dengan secara bersama-sama dan dimana-mana. Hal ini adalah pelajaran terpenting bagi penanganan penyakit menular apapun di masa depan,” ujar Ketua Pelaksana Harian Komnas FBPI Bayu Krisnamurthi.
Pada kesempatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanganan Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza 2006-2010, Komnas FBPI menyatakankerjasama erat selama ini telah membuahkan hasil: terkendalinya penyebaran virus H5N1 di Indonesia dan merespon pandemi influenza H1N1. Walaupun sudah terkendali, virus flu burung tetap ada di lingkungan kita dan dapat merebak lagi sewaktu-waktu.
”Kampanye Tanggap Flu Burung sudah menyebarkan pesan pencegahan ke lebih dari 90 persen penduduk Indonesia. Maka dari itu kita harus dapat melawan virus tersebut, hidup sehat dan tahu cara melindungi diri,” tambahnya.
Dalam mandat kerja empat tahunnya, Komnas FBPI telah menjadi lembaga koordinasi yang mewadahi perdebatan, perbedaan pendekatan, serta pembangunan kapasitas semua orang dan institusi yang terjun aktif mengendalikan flu burung dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi pandemi.
Wakil Ketua Pelaksana Harian Komnas FBPI Emil Agustiono menambahkan bahwa kekuatan yang dibangun Komnas adalah modal besar menghadapi krisis kesehatan dan lingkungan di masa depan.
Emil menjelaskan bahwa saat ini merebak emerging and re-emerging infectious diseases (EREID’s) seperti: HIV/AIDS, SARS, Nipah, Rabies, BSE, West Nile, Ebola, Rift Valley Fever, dan Antrax.
”Tujuh puluh persen penyakit bersumber dari hewan, bersifat lintas batas, dan umumnya berdampak luas,” tambah Emil.
”Kita perlu memaksimalkan modal yang sudah kita punya dan tetap mengelolanya agar menjadi aset bagi penanganan bencana kesehatan apapun di masa yang akan datang.”
Hasil Rakornas Komnas FBPI merekomendasikan agar: pertama, Penanganan Flu Burung tetap perlu dilanjutkan bersama dengan pengendalian zoonosis lainnya secara keseluruhan. Untuk itu, perlu dibentuk Komite Nasional Zoonosis (Komnas Zoonosis) melalui Peraturan Presiden, sebagai suatu badan yang berada di Kementerian Pertanian dengan operasionalisasi tugas tetap berkoordinasi dengan kementerian-kementerian terkait khususnya yang berada dalam koordinasi Kementerian Koordinasi Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Kedua, melanjutkan tugas-tugas Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza, diusulkan agar tugas tersebut berada dalam tanggung jawab Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang juga dalam koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Dan terakhir, perlu dipromosikan pemikiran-pemikiran dan pendekatan sistim
kesehatan terpadu diikuti langkah-langkah konkrit yang mengintegrasikan pemahaman atas saling keterkaitan antara kesehatan manusia – kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan dengan mengikutsertakan para ahli dari berbagai bidang ilmu, termasuk ilmu sosial dan lingkungan hidup.
Rakornas dihadiri 300 orang perwakilan dari kementerian dan instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi internasional, organisasi kemasyarakatan dan lembaga.
Setelah empat tahun berdirinya Komnas FBPI yang bertugas mengkoordinasikan kegiatan pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan flu burung (avian influenza) serta kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza, sesuai Peraturan Presiden No.7/2006 tentang Komnas FBPI., komite berkhir masa tugasnya pada tanggal 13 Maret 2010.
Komnas FBPI mengucapkan apresiasi yang setinggi-setingginya bagi para ahli dan aparat yang mendedikasikan dirinya dalam perjuangan melawan flu burung dan merespon pandemi influenza, kepada mitra internasional yang bekerjasama membangun kapasitas respon, surveilans dan deteksi dini, kepada media yang menyabarluaskan pesan-pesan pencegahan dan terutama sekali, kepada masyarakat Indonesia yang telah tanggap terhadap bahaya ancaman penyakit menular.
Tanggap Flu Burung! Tangan Kita Pencegah Flu Burung! dan Ambil Tindakan TEPAT (Tenang, PAhami, dan Tanggap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar