Pada tanggal 22 Oktober 2009 lalu di Palembang, Komnas FBPI memfasilitasi pertemuan koordinasi penanganan flu burung dan respon pandemi influenza (H1N1) antar instansi Pemerintah Dearah se - Sumatera Selatan. Pertemuan ini merupakan inisiasi kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Regional Lampung yang baru dibentuk.
Maksud dan tujuan pertemuan koordinasi ini adalah:
1.Dibutuhkan peraturan daerah, baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota yang berisi petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang dapat mendukung terlaksananya respon cepat terhadap pandemi influenza A.
2.Perlunya pembentukan komite bersama, revitalisasi kelembagaan yang ada dan pembuatan struktur komando yang jelas antar semua pihak yang terlibat dalam pengendalian pandemi influenza A mulai dari provinsi sampai dengan kabupaten/kota.
3.Pembuatan dan pelaksanaan peraturan daerah tentang pewilayahan peternakan dan tatalaksana beternak di daerah pemukiman.
4.Perlunya defenisi kasus yang jelas pada Infuenza A H1N1 2009 sehingga mempermudah pelaksanaan diagnosis dan managemen kasus.
5.Penguatan laboratorium kesehatan daerah yang mampu melakukan diagnosis Influenza A dengan cepat sehingga pelaksanaan manajemen kasus lebih cepat dilakukan.
6.Perlunya sosialisasi Influenza A H1N1 2009 yang terkoordinasi di bawah Menteri Komunikasi dan Informasi dengan leading sector pemerintah kabupaten/kota melalui dinas teknis, yang berisi informasi tentang flu babi dan flu burung, sehingga tidak meresahkan, menggunakan bahasa umum dan mudah dimengerti oleh masyarakat luas.
7.Diperlukan tindak lanjut dari workshop ini sehingga lebih operasional dan rinci seperti pelaksanaan simulasi penanggulangan pandemi influenza di masing kabupaten/kota.
WHO: Pandemic (H1N1) 2009 - update 71
Weekly update:
As of 17 October 2009, worldwide there have been more than 414,000 laboratory confirmed cases of pandemic influenza H1N1 2009 and nearly 5000 deaths reported to WHO.
As many countries have stopped counting individual cases, particularly of milder illness, the case count is significantly lower than the actually number of cases that have occurred. WHO is actively monitoring the progress of the pandemic through frequent consultations with the WHO Regional Offices and member states and through monitoring of multiple sources of data.
New Activity:
Mongolia, Rwanda, and Sao Tome and Principe have reported pandemic influenza cases for the first time this week.
Iceland, Sudan, and Trinidad and Tobago reported their first fatal cases.
Situation update:
In general, influenza activity in the northern hemisphere is much the same as in the last week, though respiratory disease activity continues to spread and increase in intensity. In North America, the U.S.A. is still reporting nationwide rates of Influenza-Like Illness (ILI) well above baseline rates with high rates of pandemic H1N1 2009 virus detections in clinical laboratory specimens (29% of all specimens tested are positive for influenza A and all of those subtyped are pandemic H1N1 2009 virus. Canada reports increases in ILI rates for the fourth straight week but the highest level of activity is in the western province of British Columbia. Mexico still reports active transmission in some areas of the country. Although influenza activity is low in most countries in Europe, in Belgium, Israel, the Netherlands, Norway, and parts of the United Kingdom consultation ILI/ARI rates are above baseline levels. Similarly the number of influenza virus detections relatively high, which may indicate the early start of an influenza season. Rates of respiratory illness in Eastern Europe and Northern Asia are increasing but are not yet at levels normally seen in an influenza season (baseline levels are not defined in many countries of the area). Of note, the proportion of cases in Asia that are related to seasonal influenza A(H3N2) continue to decline globally as the proportion related to pandemic H1N1 2009 virus increases. Currently, only East Asia is reporting any significant numbers of influenza A(H3N2) isolates.
In tropical areas of the world, rates of illness are generally declining, with a few exceptions. Cuba, Colombia, and El Salvador are reporting increases in the tropical region of the Americas. In tropical Asia, of the countries that are reporting this week, all report decreases in respiratory disease activity.
The temperate region of the southern hemisphere has no significant pandemic related activity in the past week.
As of 17 October 2009, worldwide there have been more than 414,000 laboratory confirmed cases of pandemic influenza H1N1 2009 and nearly 5000 deaths reported to WHO.
As many countries have stopped counting individual cases, particularly of milder illness, the case count is significantly lower than the actually number of cases that have occurred. WHO is actively monitoring the progress of the pandemic through frequent consultations with the WHO Regional Offices and member states and through monitoring of multiple sources of data.
New Activity:
Mongolia, Rwanda, and Sao Tome and Principe have reported pandemic influenza cases for the first time this week.
Iceland, Sudan, and Trinidad and Tobago reported their first fatal cases.
Situation update:
In general, influenza activity in the northern hemisphere is much the same as in the last week, though respiratory disease activity continues to spread and increase in intensity. In North America, the U.S.A. is still reporting nationwide rates of Influenza-Like Illness (ILI) well above baseline rates with high rates of pandemic H1N1 2009 virus detections in clinical laboratory specimens (29% of all specimens tested are positive for influenza A and all of those subtyped are pandemic H1N1 2009 virus. Canada reports increases in ILI rates for the fourth straight week but the highest level of activity is in the western province of British Columbia. Mexico still reports active transmission in some areas of the country. Although influenza activity is low in most countries in Europe, in Belgium, Israel, the Netherlands, Norway, and parts of the United Kingdom consultation ILI/ARI rates are above baseline levels. Similarly the number of influenza virus detections relatively high, which may indicate the early start of an influenza season. Rates of respiratory illness in Eastern Europe and Northern Asia are increasing but are not yet at levels normally seen in an influenza season (baseline levels are not defined in many countries of the area). Of note, the proportion of cases in Asia that are related to seasonal influenza A(H3N2) continue to decline globally as the proportion related to pandemic H1N1 2009 virus increases. Currently, only East Asia is reporting any significant numbers of influenza A(H3N2) isolates.
In tropical areas of the world, rates of illness are generally declining, with a few exceptions. Cuba, Colombia, and El Salvador are reporting increases in the tropical region of the Americas. In tropical Asia, of the countries that are reporting this week, all report decreases in respiratory disease activity.
The temperate region of the southern hemisphere has no significant pandemic related activity in the past week.
More: WHO
Seminar Pandemi Influenza 1918 Hindia Belanda
Tim sejarah Universitas Indonesia menyelenggarakan seminar berjudul "Pandemi Flu 1918 di Hindia Belanda".
Beberapa catatan menarik yang perlu diperhatikan antara lain:
•Sumber-sumber sejarah lainnya mengatakan bahwa pandemi influenza di tahun 1918 dipercaya bermula dari Amerika Serikat (AS) dan berawal di bulan Maret 1918, lalu menyebar ke Eropa bersamaan dengan kedatangan pasukan AS yang dikirim ke sana. Beberapa pekan kemudian, penyakit ini mulai menyebar ke berbagai belahan dunia lainnya. Pada bulan Juni, penyakit ini sudah mencapai Bombai, India, lalu mencapai Pankattan di pantai timur Sumatera. Tempat ini sekarang diyakini sebagai Kabupaten Pangkatan di Sumatera Utara. Kuat dugaan bahwa penyakit ini dibawa oleh para pemukim di daerah semenanjung (Singapura atau Semenanjung Malaya).
•Konsulat Belanda di Singapura, yang pertama kali menyadari ancaman ini, memperingatkan Batavia (sekarang Jakarta) mengenai kemungkinan datangnya orang-orang dengan gejala flu.
•Pada awal tahun 1919, wabah flu menyebar ke Jawa Tengah dan kemudian memasuki Jawa Barat. Pihak administrator Batavia terkejut dengan melonjaknya jumlah pasien flu baru, mengalahkan jumlah pasien wabah pes yang sempat melanda Jawa Tengah dan Jawa Timur pada tahun sebelumnya.
•Pemerintah memutuskan untuk membagikan obat antimalaria, yang dikenal penduduk setempat dengan nama "pil kina", sebagai tindakan pencegahan. Untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya komplikasi dengan penyakit kronis lainnya, pemerintah juga menyarankan kepada pasien tertentu untuk mengkonsumsi opium.
•Burgerlijken Geneeskundigen Dienst (BGD), sebuah badan kesehatan pemerintah kolonial Belanda di Hindia Belanda, melakukan penyelidikan dan berhasil membuat beberapa kesimpulan terkait dengan penyakit baru ini. BGD menyimpulkan bahwa wabah influenza dapat masuk ke Hindia Belanda melalui para pemukim di daerah semenanjung. Penyebaran penyakit ini dapat terjadi secara cepat karena dibawa oleh para pendatang. Badan kesehatan tersebut juga menyimpulkan bahwa tingkat infeksi yang tinggi disebabkan oleh beberapa faktor seperti kerentanan penduduk terhadap infeksi influenza; periode inkubasi yang pendek; kemampuan virus untuk menyebabkan dampak kesehatan yang parah dalam waktu 2 sampai 5 hari; modus penyebaran virus yang dapat menyebar melalui organ pernapasan dari satu pasien ke pasien lainnya melalui berbicara, batuk, atau bersin; serta banyaknya penduduk yang sudah mulai sakit namun tetap bekerja dan bersosialisasi dengan orang lain, termasuk mereka yang bekerja di sekolah-sekolah, pabrik, masjid, serta gereja sehingga membantu terjadinya penyebaran virus.
•Pemerintah juga mengambil langkah-langkah komunikasi publik dengan menginstruksikan kantor-kantor informasi untuk menyebarluaskan informasi tentang pandemi influenza. Sebuah brosur dibuat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat yang berisi tentang kebiasaan sehari-hari yang dapat berperan mencegah influenza.
Pandemic (H1N1) 2009 - update 68
Sampai dengan 27 September 2009, tercatat lebih dari 340.000 laboratorium mengonfirmasi kasus pandemic influenza H1N1 2009, dan lebih dari 4.100 kematian dilaporkan ke WHO.
Sejauh ini telah banyak negara yang menghentikan penghitungan kasus individu, terutama kasus ringan, jumlah kasus secara signifikan lebih rendah dibanding yang sebenarnya telah terjadi. WHO secara aktif terus memantau perkembangan pandemi melalui konsultasi secara teratur dengan kantor regional WHO dan negara anggota, dan melalui pemantauan dari berbagai sumber data.
Tingkat penularan virus influenza dan penyakit menyerupai influenza (influenza-like-illness/ILI) terus meningkat di wilayah yang beriklim sedang di belahan bumi utara. Di Amerika Utara, influenza menular dan menyebar secara geografis dan terus meningkat. Tingkat penyebaran penyakit menyerupai influenza terus meningkat dan tetap berada diatas garis dasar influenza musiman selama empat minggu terakhir di sebagian besar wilayah Amerika Serikat. Di Meksiko, telah dilaporkan penyakit pernapasan dengan intentitas yang tinggi selama dua minggu berturut-turut (minggu 37-38), dengan peningkatan kasus terbesar dilaporkan terjadi di bagian utara dan barat laut negara tersebut. Di Eropa, Bagian Tengah dan Asia Barat, meskipun keseluruhan aktivitas influenza tetap rendah, peningkatan penularan telah dicatat di sejumlah negara dan terus meningkat pada negara lain. Tingkat penyakit menyerupai influenza berlanjut terus di atas tingkat garis batas di Irlandia, bagian dari Inggris Raya (Irlandia Utara), Israel dan Perancis; tambahan, lebih dari 10 negara lain di wilayah ini telah melaporkan pembatasan penyebaran influenza secara geografis. Di Jepang, aktivitas influenza terus meningkat diatas ambang epidemic influenza musiman sejak minggu 33.
Di daerah tropis Amerika dan Asia, penularan influenza tetap aktif tapi kecenderungan jumlah penyakit pernapasan berubah-ubah. Meskipun aktivitas penyakit pernapasan menyebar secara geografis di sepanjang wilayah tropis Amerika, banyak negara baru-baru ini melaporkan kecenderungan penurunan (Bolivia, Brazil, Kostarika, El Salvador, Panama, Paraguay, Venezuela), ketika negara lain cenderung melaporkan peningkatan (Kolumbia dan Kuba). Di wilayah tropis Asia, penyakit pernapasan cenderung terus meningkat di sebagian India dan Kamboja, ketika negara lain di asia Tenggara cenderung melaporkan penurunan penularan.
Di wilayah beriklim sedang belahan bumi selatan, penularan influenza sebagian besar kembali ke garis dasar (Chili, Argentina, dan Selandia Baru) atau menurun pada intinya (Australia dan Afrika Selatan).
Semua virus pandemic influenza H1N1 2009 yang telah dianalisis sampai saat ini secara antigenic dan genetic serupa dengan virus pandemic H1N1 2009 A/California/7/2009. Lihat tautan dibawah untnunk pembaruan hasil surveilans laboratorium lebih lanjut.
Diterjemahkan dari WHO Pandemic (H1N1) 2009 - update 68: http://www.who.int/csr/don/2009_10_02/en/index.html
Sejauh ini telah banyak negara yang menghentikan penghitungan kasus individu, terutama kasus ringan, jumlah kasus secara signifikan lebih rendah dibanding yang sebenarnya telah terjadi. WHO secara aktif terus memantau perkembangan pandemi melalui konsultasi secara teratur dengan kantor regional WHO dan negara anggota, dan melalui pemantauan dari berbagai sumber data.
Tingkat penularan virus influenza dan penyakit menyerupai influenza (influenza-like-illness/ILI) terus meningkat di wilayah yang beriklim sedang di belahan bumi utara. Di Amerika Utara, influenza menular dan menyebar secara geografis dan terus meningkat. Tingkat penyebaran penyakit menyerupai influenza terus meningkat dan tetap berada diatas garis dasar influenza musiman selama empat minggu terakhir di sebagian besar wilayah Amerika Serikat. Di Meksiko, telah dilaporkan penyakit pernapasan dengan intentitas yang tinggi selama dua minggu berturut-turut (minggu 37-38), dengan peningkatan kasus terbesar dilaporkan terjadi di bagian utara dan barat laut negara tersebut. Di Eropa, Bagian Tengah dan Asia Barat, meskipun keseluruhan aktivitas influenza tetap rendah, peningkatan penularan telah dicatat di sejumlah negara dan terus meningkat pada negara lain. Tingkat penyakit menyerupai influenza berlanjut terus di atas tingkat garis batas di Irlandia, bagian dari Inggris Raya (Irlandia Utara), Israel dan Perancis; tambahan, lebih dari 10 negara lain di wilayah ini telah melaporkan pembatasan penyebaran influenza secara geografis. Di Jepang, aktivitas influenza terus meningkat diatas ambang epidemic influenza musiman sejak minggu 33.
Di daerah tropis Amerika dan Asia, penularan influenza tetap aktif tapi kecenderungan jumlah penyakit pernapasan berubah-ubah. Meskipun aktivitas penyakit pernapasan menyebar secara geografis di sepanjang wilayah tropis Amerika, banyak negara baru-baru ini melaporkan kecenderungan penurunan (Bolivia, Brazil, Kostarika, El Salvador, Panama, Paraguay, Venezuela), ketika negara lain cenderung melaporkan peningkatan (Kolumbia dan Kuba). Di wilayah tropis Asia, penyakit pernapasan cenderung terus meningkat di sebagian India dan Kamboja, ketika negara lain di asia Tenggara cenderung melaporkan penurunan penularan.
Di wilayah beriklim sedang belahan bumi selatan, penularan influenza sebagian besar kembali ke garis dasar (Chili, Argentina, dan Selandia Baru) atau menurun pada intinya (Australia dan Afrika Selatan).
Semua virus pandemic influenza H1N1 2009 yang telah dianalisis sampai saat ini secara antigenic dan genetic serupa dengan virus pandemic H1N1 2009 A/California/7/2009. Lihat tautan dibawah untnunk pembaruan hasil surveilans laboratorium lebih lanjut.
Diterjemahkan dari WHO Pandemic (H1N1) 2009 - update 68: http://www.who.int/csr/don/2009_10_02/en/index.html
Langganan:
Postingan (Atom)