Jakarta, 2 Juli 2009 – PMI bersama Komnas FBPI (Pengendalian Flu Burung dan Pandemi Influenza) didukung dengan American Red Cross serta bersama dengan organisasi dan LSM penanganan bencana pandemi Flu menggelar workshop yang bertajuk ‘Koordinasi Organisasi dan LSM penanganan bencana dalam merespon pandemi influenza’ di Hotel Bidakara, Kamis (02/07) 2009.
Pandemi influenza saat ini disebabkan oleh virus H1N1-2009, Saat ini WHO telah menetapkan kondisi fase 6 di dunia, artinya penyebaran virus ini bergerak sangat cepat dan meluas di beberapa benua. Data 29 Juni 2009 WHO mencatat sebanyak 70.893 kasus dengan 311 kematian yang diantaranya terdapat 8 kasus telah terkonfirmasi di Indonesia. Hal ini tidak dapat kita pungkiri karena sampai saat ini kasus Flu H1N1-2009 sudah menyebar secara luas di 17 Negara.
Menurut Ketua Umum PMI Mar’ie Muhammad, menjelaskan bahwa Indonesia tidak dapat untuk menghindari pandemi Flu Burung yang menyerang Indonesia, “kita bekerja dengan waktu, kita harus melakukan tindakan nyata agar jangan kita meningkatkan risiko,” jelasnya.
Selain itu Mar’ie juga menerangkan pentingnya melakukan diseminasi informasi kepada masyarakat umum sampai tingkat paling bawah, “memberikan kebiasaan hidup sehat kepada masyarakat grass root merupakan tindakan nyata dan efektif dengan tanpa membuat mereka panik, pendekatan yang bisa dilakukan juga dapat dilakukan dengan pendekatan kultural dengan mendiseminasikan dengan bahasa yang dimengerti oleh kalangan bawah,” ujarnya.
Sementara Ketua Pelaksana Komnas FBPI, Bayu Krisnamurthi lebih menekankan bahwa Indonesia harus bias hidup dengan HIN1, secara sehat. “Virus ini belum dapat dimusanahkan, jadi kita harus bisa untuk melakukan pola hidup sehat dengan sanitasi yang baik dan higienis serta menerapkan etiket flu,” paparnya.
Sebagaimana kita ketahui Flu H1N1-2009 penyebarannya tidak dapat diprediksi secara pasti. Hal ini menjadi perhatian serius karena bisa menjadi sangat berbahaya pada manusia jika penanganannnya tidak ditangani secara serius dan berkesinambungan. Dampak yang terjadi dinegara-negara dengan kasus tertinggi mengalami kerugian yang sangat besar di bidang ekonomi, sosial, politik, pariwisata dan lainnya. Bayangkan jika hal ini dialami oleh Indonesia. Tentunya hal ini harus kita cegah secara bersama-sama.
Menyadari hal ini pemerintah telah melakukan langkah-langkah strategis, yaitu Melakukan penguatan pengawasan di pintu-pintu masuk bandara dan pelabuhan. Mengintensifkan komunikasi ke masyarakat dan dunia usaha, dan langkah-langkah lainnya sampai pada penyiapan posko koordinasi respon pandemi influenza.
Yang menjadi kewajiban kita saat ini untuk mengambil langkah TEPAT, (TEnang, PAhami dan Tanggap) dengan memberikan informasi, edukasi dan pemahaman kepada masyarakat untuk selalu hidup bersih dengan melakukan hal sederhana yaitu cuci tangan pakai sabun, menerapkan etika bersin dan batuk dengan menutup pakai tisu atau lengan bagian dalam, istirahat jika flu dan terus mencari informasi mengenai perkembangan influenza. Karena dengan langkah-langkah itu kita dapat mencegah penyebaran virus yang lebih luas.
Poin penting keterlibatan kita saat ini adalah merupakan langkah koordinasi bersama dengan melibatkan LSM, Organisasi penanganan bencana maupun organisasi kemasyarakatan untuk menyusun langkah kerja yang nantinya untuk menguatkan Pedoman Kesiapsiagaan dan Respon Menghadapi Pandemi Influenza.
Untuk Informasi Lebih lanjut dapat menghubungi :
Koordinator Program Flu Burung dan Pandemi Influenza, Markas Pusat PMI, Rafiq Anshori, HP. 0813 93889969, Kadiv Pelayanan Sosial dan Kesehatan, Markas Pusat PMI, Telp. 021-799 2325 Ext. 204/ 224. Kontak Media : Asisten Koordinator Community Awareness, Markas Pusat PMI, Taufik Jeremias HP. 0815 9211 617